Karenanya, ia berharap kepada seluruh RW yang mendapat penghargaan Proklim 2023 untuk terus berinovasi dalam upaya pengendalian iklim sehingga dapat menggerakkan RW dan kampung lainnya di Kota Pahlawan.
“Terima kasih kepada para RW sehingga ini menjadi memacu kita untuk menciptakan Proklim di kampung lainnya. Maka dibutuhkan kekuatan warga dan pemerintah untuk bersinergi. Ada banyak hal untuk itu, seperti di Proklim ketika menanam tanaman yang lebih banyak, ada Toga (tanaman obat keluarga) juga,” terang dia.
Tak hanya itu, Wali Kota Eri juga mendapatkan apresiasi dengan kategori Pembina Proklim Tingkat Kabupaten/Kota. “Penghargaan apapun yang didapat Pemkot Surabaya saya dedikasikan seluruh warga. Penghargaan yang diberikan kepada saya sebagai pembina Proklim terbaik se-Indonesia ini karena bergerak bersama seluruh RT/RW,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Surabaya Agus Hebi Djuniantoro mengatakan, Surabaya kembali menyabet penghargaan Proklim tahun 2023 dari KLHK RI.
“Dimana Proklim Lestari di Kota Surabaya sudah ada 3 lokasi, yakni Kelurahan Jambangan, Kebonsari, dan di tahun ini Sambikerep. Hingga tahun 2023, sudah ada 38 titik lokasi kampung iklim di Kota Surabaya, dari keseluruhan Surabaya paling banyak di Indonesia,” kata Hebi.
Ia menerangkan, Sertifikat Proklim Utama tersebut diraih oleh 10 RW di Kota Surabaya. Di antaranya yakni, RW 2 Kelurahan Tambak Sarioso, RW 4 Kelurahan Karang Pilang, RW 1 Kelurahan Panjang Jiwo, RW 6 Kelurahan Sidosermo, RW 12 Kelurahan Mojo, RW 7 Kelurahan Ketabang, RW 4 dan RW 8 Kelurahan Babatan, RW 7 Kelurahan Dukuh Menanggal, serta RW 13 Kelurahan Kebraon.