B’Tselem merinci tuduhan bahwa tahanan Palestina menjadi sasaran pemukulan sewenang-wenang, perlakuan yang merendahkan dan memalukan, serta perampasan tidur, serta “penggunaan kekerasan seksual berulang kali, dalam berbagai tingkat keparahan”.
“Gambaran keseluruhan menunjukkan penyiksaan dan penyiksaan dilakukan atas perintah, yang sepenuhnya bertentangan dengan kewajiban Israel baik berdasarkan hukum domestik maupun hukum internasional,” dilansir dari reuters.com pada Selasa (6/8/2024)
Dugaan penyiksaan tahanan telah muncul berulang kali selama perang di Gaza, menambah tekanan internasional terhadap Israel atas perilakunya dalam perang yang telah berlangsung selama 10 bulan tersebut.
Laporan dari B’Tselem, sebuah kelompok yang mendokumentasikan pelanggaran hak asasi manusia oleh Israel di Tepi Barat yang diduduki dan wilayah lain, mengatakan perlakuan yang diberikan kepada tahanan merupakan kebijakan yang disengaja yang dilaksanakan di bawah arahan Menteri Keamanan Nasional garis keras Itamar Ben-Gvir.
Juru bicara lembaga pemasyarakatan mengatakan bahwa sejak serangan 7 Oktober, Ben-Gvir telah memerintahkan agar kondisi penjara dibuat lebih ketat untuk membalikkan perbaikan kondisi yang diizinkan sebelumnya.
Qadura Fares, kepala Komisi Urusan Tahanan dan Mantan Tahanan Organisasi Pembebasan Palestina, menegaskan kembali seruan agar dibentuk komisi penyelidikan internasional mengenai perlakuan terhadap tahanan untuk meminta pertanggungjawaban Israel.
“Kami memiliki dokumentasi kejahatan yang dilakukan Israel terhadap tahanan Palestina di penjaranya dan kami memiliki kesaksian mengerikan tentang apa yang dialami para tahanan, apakah terkait dengan penyiksaan, pemerkosaan, dan kejahatan lainnya,” katanya.
