Survei Udara Menunjukkan Tempat Pembuangan Sampah di AS Merupakan Sumber Utama Emisi Metana

AulaNews.id – WASHINGTON, 28 Maret – Lebih dari separuh tempat pembuangan sampah di Amerika Serikat yang diamati melalui survei udara merupakan sumber emisi metana yang sangat tinggi, menurut sebuah studi baru di jurnal Science yang diterbitkan pada Kamis.

Dilansir dari berita Reuters yang diterbitkan pada 29 Maret 2024, studi ini merupakan penilaian terbesar mengenai gas metana dari tempat pembuangan sampah, yang merupakan sumber emisi metana terbesar ketiga di Amerika Serikat, dan memberikan peluang untuk mengatasi perubahan iklim dengan menargetkan gas rumah kaca yang lazim dan potensial.

Hal ini dipimpin oleh kelompok penelitian Carbon Mapper, dengan peneliti dari NASA Jet Propulsion Laboratory, Arizona State University, University of Arizona, Scientific Aviation, dan Badan Perlindungan Lingkungan (Environmental Protection Agency / EPA).

Sekitar 52% tempat pembuangan sampah memiliki sumber titik emisi metana yang dapat diamati dibandingkan dengan 0,2% hingga 1% lokasi “penghasil super” di sektor minyak dan gas, yang merupakan sumber metana terbesar di Amerika Serikat.

Penghasil emisi super adalah sumber yang mengeluarkan setidaknya 100 kilogram (100 pon) metana per jam, menurut EPA.

Di tempat pembuangan sampah dengan emisi besar, 60% diantaranya mengalami kebocoran metana yang berlangsung selama berbulan-bulan atau bertahun-tahun, sementara sebagian besar kebocoran di lokasi dengan emisi tinggi di sektor minyak dan gas merupakan “peristiwa yang berdurasi pendek,” kata studi tersebut.

Dan Cusworth, ilmuwan di Carbon Mapper dan penulis utama studi tersebut, mengatakan bahwa mengetahui kebocoran ini menawarkan cara cepat untuk menargetkan emisi.

“Mengatasi sumber metana yang tinggi dan memitigasi emisi TPA yang terus-menerus menawarkan potensi besar bagi manfaat iklim,” katanya dalam sebuah pernyataan.

Sejauh ini, minyak dan gas telah menjadi target utama munculnya peraturan dan program sukarela di Amerika Serikat, Eropa, dan negara lain.

Namun seiring dengan semakin banyaknya survei udara dan satelit yang dilakukan, para pembuat kebijakan akan mampu mengukur, mengukur dan mengambil tindakan terhadap gas metana dari tempat pembuangan sampah.

Hingga saat ini, perusahaan dan regulator mengandalkan estimasi emisi TPA berbasis model, serta survei dengan sensor metana genggam, yang memberikan gambaran kurang lengkap, kata studi tersebut.

Sistem pelaporan gas rumah kaca milik EPA telah meremehkan skala kebocoran metana di tempat pembuangan sampah, menurut penelitian tersebut. Survei udara menunjukkan tingkat emisi 1,4 kali lebih tinggi dari perkiraan EPA.

Siaran Langsung

Kiai Bertutur

Sosial

Add New Playlist