Aulanews.id – Industri perhotelan masih bergairah meski Surabaya sedang berstatus PPKM level 2. Beberapa pengelola hotel di kawasan Surabaya Barat pun tetap menatap kondisi sekarang ini dengan penuh optimisme.
’’Memang, untuk keperluan korporat, ada penurunan. Tapi, yang staycation ini masih bagus,’’ ucap Complex Director of Marketing Communications of The Westin Surabaya and Four Points by Sheraton Surabaya Pakuwon Indah Firman Indra Rusindriansyah.
Penurunan permintaan korporasi lebih banyak disumbang turunnya kunjungan bisnis dari area Jabodetabek. Adapun kunjungan bisnis dari area Jawa Timur sebenarnya masih tetap ada hingga saat ini. ’’Pengaruh di area Jakarta lebih banyak kasusnya ya, jadi keputusan WFH juga lebih banyak,’’ imbuh Indra.
Dia mengakui, adanya kenaikan kasus justru dimanfaatkan pengelola hotel untuk membidik pasar keluarga. Adanya keputusan work form home (WFH) dan pembelajaran jarak jauh (PJJ) bisa dimanfaatkan hotel untuk meningkatkan okupansi dari staycation.
’’Salah satunya, kami bikin dekorasi kamar anak yang tematik. Jadi, bisa sekolah dari hotel untuk suasana baru, ortunya juga kerja dari hotel,’’ jelasnya.
Indra menyatakan bahwa hal itu dibuktikan dengan angka kunjungan dari area Surabaya, Gresik, Sidoarjo, hingga Malang yang cukup tinggi. ’’Jadi, kalau dipisah, segmen staycation masih bergairah. Sedangkan yang turun hanya dari segmen bisnis,’’ jawabnya.
Hal serupa diakui pula oleh General Manager Hotel Ciputra World Jeffry Febrianto. Perubahan sasaran juga dilakukan seiring berkurangnya permintaan dari pemerintahan dan korporasi. Penurunan okupansi awal Februari jika dibandingkan pada Januari lalu juga belum signifikan.
Kebutuhan suasana baru memang jadi alasan staycation utama hingga saat ini. Jeffry menyatakan, pihaknya juga terbantu dengan kondisi hotel yang terletak di dalam superblock.
’’Itu juga jadi alasan tamu untuk ke sini. Kalau bosan bisa di kamar, bisa langsung turun untuk jalan-jalan,’’ jelas pria asal Surabaya itu.
sumber: jawapos.com