Aulanews.id – Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengatakan bahwa pemerintah telah memiliki strategi untuk mengantisipasi musim kemarau, yakni dengan menggenjot produksi dan produktivitas petani.
SYL menuturkan, ada tambahan 500.000 hektare sawah yang akan mampu menghasilkan hingga 1,5 juta ton beras pada penghujung tahun.
Antisipasi tersebut dimulai dari perencanaan hingga implementasi di sawah dan ladang yang senantiasa dipantau secara seksama.
Pada musim kemarau tahun ini, Indonesia dibayangi fenomena El Nino yang berdampak pada intensitas panas yang lebih tinggi dan berakibat pada kekeringan serta kurangnya ketersediaan air. Hal itu berdampak pada stok pangan yang seharusnya diprediksi aman hingga Desember menjadi terancam.
Kementerian Pertanian memprediksi, El Nino akan membuat Indonesia kekurangan stok beras antara 380.000 ton hingga 1,2 juta ton.
“Karena kebetulan kemarau ini El Nino, keringnya agak keras, panasnya agak banyak, air agak bersoal, tentu saja dari persiapan kita hanya kemarau, harus di-booster lagi dengan pendekatan El Nino,” kata SYL.
“Melalui analisa data dan lapangan bahwa kita sudah siap, sekeras apapun El Nino,” sambungnya.
SYL menyampaikan, penambahan penanaman padi di 500.000 hektare yang berada di daerah hijau merupakan upaya tambahan mengantisipasi El Nino.
Dia menjelaskan, daerah hijau merupakan daerah yang memiliki jumlah petani yang cukup, kelompok tani yang bisa terkonsolidasi, dan memiliki benih padi varietas unggul yang tahan kering dan panas serta pemilihan pupuk yang tepat.
Daerah hijau tersebut tersebar di enam provinsi lumbung pangan yakni Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Sulawesi Selatan.