Sementara itu, Kabid Agama Sosial Ekonomi dan Budaya FKPT Jatim, Moch Arifin, menyampaikan sejumlahupaya pencegahan kasus ekstremisme. Antara lain, pentingnya mengintegrasikan nilai-nilai tolerasi dalam pelajaran melalui kebijakan kurikulum. Seperti halnya penguasan Pancasila, dengan kesadaran Kebhinekaan Global.
Praktik budaya sekolah terkait kerja sama dalam kegiatan keagamaan, pentas seni lintas agama dan kemah lintas iman. Selain itu, pentingnya penguatan budaya literasi budaya dan kewargaan.
“Kebijakan pemerintah tentang nilai-nilai toleransi melalui pendidikan multikultural, pendidikan multibudaya, implementasi sekolah ramah anak. Perlu dilakukan antisipasi penyalahgunaan media sosial, salah pergaulan, kelabilan emosional siswa, serta latar belakang keluarga dan masyarakat,” tuturnya.
Pada kesempatan itu, selain penyampaikan dari para nara sumber dari FKPT Jatim, juga ada praktik para peserta, para pendidik dan tenaga kependidikan, sebagai trainer pencegahan ekstremisme. Tentu saja, terkait materi yang telah disampaikan kepada mereka. (*)