Kata Bustomi, “ Terutama di awal Pandemi saat bapak presiden kita mengumumkan resmi social distacing, memang membuat bisnis kami jatuh dan titik pasar bisnis kami menurun cukup tajam. Tapi dalam perkembangan waktu kemudian akhirnya mencermati untuk melakukan ekspansi segmen pasar kami yang pas dan tepat di musim Pandemi ini. Alhamdulillaah berkah Pandemi saat ini, kami mengalami peningkatan 20 titik pasar menjadi 83 titik pasar bisinis kami”.
Workshop Menyusun Strategis Bisnis Agar Tetap Eksis, juga menghadirkan narasumber dr. Yoga, Owner Rolag Cafe, yang saat ini sudah berkembang 6 titik pasar bisnis di Surabaya.
Di kesempatannya, dr. Yoga lebih banyak menceritakan tentang alasan memilih bisnis cafe, katimbang berprofesi dokter, yang sempat ditinggalkannya.
Tutur cerita dr. Yoga, “Saat itu sebelum saya memulai bisnis cafe, saya minta doa dan restu pada orang tua, yang bersikeras meminta saya utk tetap meneruskan profesi saya sebagai dokter. Dan saya bilang, jika saya gagal dalam bisnis buka cafe Rolag, saya berjanji pada orang tua untuk menekuni kembali profesi dokter. Beberapa waktu kemudian, bisnis cafe saya berkembang dan kami juga buka beberapa titik lokasi baru”.
Gagasan membangun bisnis Rolag cafe yg dirintis dr. Yoga bermula, saat sebagai mahasiawa fakultas kedokteran di sebuah PTN di Surabaya, yang hobinya nongkrong ngopi.
Sempat dalam benak dr. Yoga terfikirkan sebagai dasar gagasan untuk membangun bisnisnya tersebut.
“Saya hobinya nongkrong ngopi dengan teman-teman. Lalu sempat terfikir bagaimana caranya hobi sering nongkrong ngopi itu, tidak menghabiskan banyak uang dan tidak berbayar,” tukasnya.