Aulanews.id – Walaupun sudah memasuki PPKM level 3 Gubernur Daerah Istimewa (DI) Yogyakarta yakni Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X masih belum berani memulai pembelajaran tatap muka (PTM). Menurut Sri Sultan, kegiatan PTM justru akan berisiko peserta didik terpapar Covid-19.
“Belum, nanti mungkin prinsip bagi saya enggak berani memberikan izin keputusan untuk anak-anak tatap muka apalagi bersekolah kalo belum divaksin. Biarpun baru vaksin pertama,” ungkapnya pada Selasa (7/9/2021).
“Saya khawatir banyak (siswa) yang positif, saya enggak berani,” lanjutnya
Walaupun begitu, sekretaris Daerah (Sekda) DI Yogyakarta yakni Kadarmanta Baskara Aji mengungkapkan dirinya telah meminta kepada dinas pendidikan untuk menentukan sekolah mana saja yang terlebih dahulu akan menggelar uji coba PTM.
“Termasuk koordinasi dengan kabupaten dan kota, bagaimana SD dan SMP seperti apa. Pak Gubernur juga menyampaikan 80 persen harus sudah divaksin minimal dosis pertama,” jelasnya.
Bagi sekolah sekolah yang sudah mendapatkan izin untuk menggelar uji coba PTM, harus memenuhi persyaratan di antaranya yakni, kapasitas perkelas maksimal 50 persen untuk SMA/SMK, serta 62 persen untuk SLB, SDLB, SMPBL, dan SMALB.
“Jam belajar juga dilakukan shift, karena maksimal kapasitas 50 persen. Lalu jam belajar juga tidak sama dengan saat normal, misal awalnya dua jam, lalu kalau berjalan nanti bisa ditambah tiga jam,” ungkap Aji.
Dirinya juga menuturkan, kegiatan PTM akan segera ditutup jika terjadi penularan Covid-19, dan positivity rate di atas lima persen.
“Sepanjang kita positivity rate di bawah 5 persen tidak ada penularan, bisa buka tutup sekolahnya,” tegasnya.