Namun WiIkan juga menyampaikan ada program-program studi SMK yang perlu di-review. Ini karena program studi tersebut ada tendensi pasar yang jenuh dan tidak ada pembaruan dalam kompetensinya. Program studi yang dimaksud di antaranya adalah Teknik Komputer Jaringan (TKJ) dan Bisnis Manajemen. Untuk TKJ, Wikan merasa harus ada pembaruan dalam kompetensi karena teknologi cepat berubah.
“Di tahun 2000-an, saat internet baru booming, internet memang menggunakan kabel. Tapi sekarang sudah berubah, internet sudah tidak pakai kabel,” ujar Wikan.
Sementara untuk Bisnis Manajemen, Wikan merasa lulusan dari program studi ini masih kalah kompetensinya dengan lulusan SMA yang mengambil kursus bisnis manajemen sehingga harus ada pembaruan. Jurusan-jurusan ini bukan dilikuidasi. Hanya di-review saja. Dari review itu nanti bisa lihat apa yang perlu dibenahi.
Di tempat yang sama Kepala SMK NU Sunan Ampel, Abdul Mujib Syadzili mengatakan, siap membantu melakukan review dan mencari solusi untuk pembaruan program studi tersebut. Pihaknya akan membicarakannya dengan Kepala SMK yang memiliki program yang terjadi kejenuhan. Selanjutnya segera akan membuat formulasi yang diajukan ke Dirjen Vokasi.
Abdul Mujib Syadzili menambahkan, adapun tujuan sosialisasi SMK PK dengan LP Ma’arif NU ini untuk meningkatkan kualitas infrastruktur dan mutu pendidikan, khususnya dalam lingkup LP Ma’arif NU seluruh Indonesia
“Dukungan LP Ma’arif NU sangat besar dalam meningkatkan mutu, serta progres terhadap lingkungan pendidikan, khususnya di SMK NU Sunan Ampel Poncokusumo. Maka hal itu yang menjadikan SMK NU Sunan Ampel Poncokusumo dipercaya menjadi pusat keunggulan vokasi atau disebut COE,” kata Mujib. (pul)