Singkat Berita Dunia: Tantangan medis di Gaza, keadilan bagi Afrika, meningkatnya kekerasan di Myanmar

Aulanews.id – Situasi ini sangat mengerikan di wilayah Gaza Utara, yang telah dikepung selama lebih dari dua bulan, kata Juru Bicara PBB Stéphane Dujarric dalam pengarahan hariannya dari New York.

Akses terhadap layanan dasar juga sangat terbatas, tambahnya, seraya mencatat bahwa badan PBB yang membantu pengungsi Palestina, UNRWA, terus menjadi penyelamat bagi masyarakat.

PBB masih mencapai jutaan orangUNRWA menyumbang lebih dari separuh masyarakat yang mendapatkan layanan kesehatan sejak konflik dimulai pada Oktober 2023, dan menyediakan sekitar 6,7 juta konsultasi medis di seluruh Gaza pada bulan ini.

Lebih dari 90 tim keliling saat ini memberikan layanan kesehatan di 54 titik medis di dalam dan di luar tempat penampungan di Wilayah Tengah, Khan Younis, Al Mawasi dan Provinsi Gaza.

“Sementara itu, tujuh dari 27 pusat kesehatan UNRWA di Gaza tetap beroperasi,” kata Dujarric kepada wartawan.

“Tetapi, seperti yang Anda ketahui, jumlah fasilitas kesehatan yang masih beroperasi pada waktu tertentu terus berubah karena ketidakamanan dan pembatasan akses.”

Stok obat hampir habisUNRWA telah memperingatkan bahwa stok obat-obatan di fasilitas kesehatannya sedikit, dan setidaknya 60 item akan habis dalam waktu satu bulan.

Di Gaza, kekurangan obat-obatan dan pasokan medis terus terjadi karena hambatan akses dan terbatasnya jumlah rute yang aman dan layak untuk membawa pasokan ke wilayah tersebut.

Sekretaris Jenderal PBB António Guterres berpidato di depan anggota parlemen di Lesotho.

Guterres menyerukan keadilan bagi Afrika dalam pidatonya di parlemen LesothoSekretaris Jenderal PBB menyerukan Afrika untuk memiliki peran yang lebih kuat dalam urusan global dalam pidatonya pada hari Kamis di depan parlemen di Lesotho.

António Guterres melakukan kunjungan pertamanya ke negara Afrika bagian selatan itu dalam rangka merayakan dua abad negara Basotho, yang menjadi Kerajaan Lesotho setelah kemerdekaan dari Inggris pada tahun 1966.

Ia mengatakan ketidakadilan yang mendalam akibat kolonialisme telah mengingkari tempat Afrika yang layak di panggung dunia.

Dia mengutip Dewan Keamanan PBB sebagai contoh, dan mencatat bahwa hampir 80 tahun setelah pembentukannya, benua ini masih menunggu satu kursi permanen sekalipun.

“Hal ini merugikan Afrika, namun juga merugikan Dewan – efektivitas, legitimasi, dan kredibilitasnya,” katanya.

Sekretaris Jenderal menyatakan bahwa krisis seperti konflik yang terjadi dari Sudan hingga Sahel, tidak hanya menuntut perhatian global tetapi juga kepemimpinan Afrika.

Siaran Langsung

Kiai Bertutur

Sosial

Add New Playlist