Aulanews.id – Misi tersebut telah menyerukan dilakukannya penyelidikan untuk “memastikan akuntabilitas, mencegah terulangnya kejadian serupa dan menjunjung tinggi hak-hak korban”, dan menyatakan bahwa hukum internasional mewajibkan pasukan militer untuk mengambil tindakan pencegahan yang diperlukan untuk mencegah kerugian bagi warga sipil, termasuk membedakan antara warga sipil dan kombatan dalam suatu operasi.
Badan anak-anak PBB, UNICEF, juga menyatakan keprihatinannya atas laporan bahwa sedikitnya 20 anak termasuk di antara mereka yang tewas dalam serangan tersebut.
“Kami turut berduka cita yang tulus kepada mereka yang kehilangan orang yang dicintai. Anak-anak tidak boleh dan tidak boleh menjadi sasaran,” kata Sanjay Wijesekera, Direktur Regional UNICEF untuk Asia Selatan.
Kecelakaan udara Kazakhstan: belasungkawa PBBMenurut laporan media, 38 orang tewas dalam penerbangan Azerbaijan Airlines dari Baku ke Grozny yang jatuh di Kazakhstan barat pada hari Rabu.
Juru bicara Sekretaris Jenderal PBB António Guterres mengeluarkan pernyataan pada Rabu malam, mengungkapkan kesedihannya atas berita tersebut, dan belasungkawa kepada keluarga korban yang tewas, termasuk warga Azerbaijan, Kazakhstan, Republik Kyrgyzstan, dan Rusia.
Otoritas Penerbangan Sipil Internasional, badan PBB untuk kerja sama wilayah udara global, mengungkapkan kesedihan atas hilangnya nyawa dalam postingan media sosial, seperti yang dilakukan UNICEF.
Keluarga-keluarga kembali ke Suriah dari Türkiye di persimpangan Bab al-Hawa.
Suriah: Pengembalian pengungsi terus berlanjutMenurut laporan media, Hayat-Tahrir al-Sham (HTS), otoritas de facto di Suriah telah menunjuk Anas Khattab sebagai kepala badan intelijen. Tuan Khattab saat ini dikenai sanksi PBB karena hubungannya dengan Al Qaeda.
HTS juga mendapat sanksi dari PBB, menyusul resolusi tahun 2015 yang menyerukan negara-negara anggota untuk “mencegah dan menekan tindakan teroris yang dilakukan secara khusus oleh” pendahulu HTS, Front Al-Nusra”.
Perang saudara yang menghancurkan dan berkepanjangan di Suriah menyebabkan jutaan orang meninggalkan negaranya: sejak jatuhnya Bashar al-Assad pada tanggal 8 Desember, ribuan pengungsi mulai kembali, Filippo Grandi, Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi, mengatakan pada hari Kamis .
Sementara itu, kantor koordinasi bantuan PBB, OCHA, telah melaporkan bahwa, meskipun pasokan pangan terbatas di beberapa wilayah di negara tersebut, produksi dan distribusi roti secara umum telah kembali normal.