<strong>Aulanews.id -</strong> Salah satu wujud mensyukuri segala nikmat yang diberikan Allah SWT kepada kita adalah menyantuni kaum dhuafa. Bukan tanpa alasan, seperti yang kita ketahui terdapat setidaknya 2,5 persen hak dari kaum dhuafa pada seluruh harta yang kita miliki. Sesungguhnya Allah SWT telah memerintahkan kepada umat manusia untuk saling tolong-menolong dan bantu-membantu dalam kebaikan, yang mampu membantu yang lemah, yang kaya membantu yang miskin, yang mampu membantu yang tidak mampu dalam bingkai kekeluargaan dan kasih sayang terhadap makhluk Allah SWT di muka bumi, sehingga tercipta kehidupan yang harmonis, sejahtera lahir dan batin dalam tatanan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. <img class="alignnone wp-image-19757 size-full" src="https://aulanews.id/wp-content/uploads/2022/04/WhatsApp-Image-2022-04-19-at-3.22.15-AM-1.jpeg" alt="" width="1280" height="720" /> <h5 style="text-align: center"><em>Kepala BMT NU Jatim Cabang Panji menyantuni fakir miskin</em></h5> Safari Ramadhan, yang diselenggarakan oleh MWC NU Panji bersama Ranting NU Mimbaan di Masjid Nurul Manshur Kelurahan Mimbaan, BMT NU Jatim Cabang Panji ikut berpartisipasi dengan menyantuni 15 kaum dhuafa yang terdiri dari 5 anak yatim dan 10 fakir miskin (17/04/2022). <img class="alignnone wp-image-19756 size-full" src="https://aulanews.id/wp-content/uploads/2022/04/WhatsApp-Image-2022-04-19-at-3.22.15-AM-2.jpeg" alt="" width="1280" height="720" /> <h5 style="text-align: center"><em>Kepala BMT NU Jatim Cabang Panji menyantuni anak yatim</em></h5> “Dengan memulai kebaikan, tolong menolong yang kita berikan kepada orang lain dapat menularkan kebaikan bagi orang-orang di sekitar kita. Selain itu, dengan menolong sesama Muslim juga dapat memperkuat persaudaraan dan menciptakan kerukunan satu sama lainnya, “ kata Kepala BMT NU Jatim Cabang Panji, Iqbalul Ihsan. “Semoga kegiatan menyantuni kaum dhuafa ini berkah dan menumbuhkan rasa empati kepada sesama manusia sehingga kita bersikap lebih responsif, proaktif, antisipatif, inovatif, kreatif, dan kompetitif, tidak sekedar pasif dan reaktif saja melihat fenomena yang terjadi dalam masyarakat, “ kata Sekretaris MWC NU Panji, Heri Junaidi, S.Sos. (hj)<!--nextpage-->
