Aulanews.id – Banyak aktor, sineas, dan studio perfilman Indonesia kompak menyerukan gerakan melawan kekerasan seksual di ekosistem mereka yang marak terkuak dalam beberapa waktu terakhir.
Seruan ini digaungkan oleh sejumlah rumah produksi film Indonesia, antara lain Rapi Films (Pengabdi Setan, Dear Nathan: Thank You Salma) dan Fourcolours Films (Yuni, Losmen Bu Broto).
Hingga sejumlah aktor dan aktris Indonesia seperti Abimana Aryasatya, Cinta Laura, dan Susan Sameh yang baru-baru ini mengaku menjadi korban kekerasan di lokasi syuting film.
Melalui unggahan yang senada di media sosial pada Minggu (6/2), mereka menyerukan undangan terbuka kepada “seluruh anggota ekosistem perfilman Indonesia agar bersama berkomitmen dan mengedukasi diri untuk membangun ruang aman dari kekerasan seksual”.
Mereka juga menyertakan keterangan berisi ajakan untuk ikut mendukung kampanye tersebut dengan tagar berpihak pada koran dan ruang aman sinema.
Dalam surat ini mereka menjelaskan sejumlah langkah nyata yang sedang dan akan dilakukan, yaitu menyusun dan mendorong surat pernyataan bersama yang akan ditandatangani seluruh institusi di bawah Badan Perfilman Indonesia (BPI).
Kemudian membuat pelatihan Anti-kekerasan Seksual untuk anggota ekosistem, mendorong dibuatnya Kode dan Dewan Etik, serta membuat mekanisme pengaduan baik di tingkat asosiasi profesi maupun di skala BPI.
Dijelaskan pula bahwa semua hal tersebut dilakukan dengan melibatkan institusi yang memahami kasus kekerasan seksual baik secara hukum, psikologis dan aspek lain yang menguatkan.
Sementara itu sebagai komitmen awal, disebutkan bahwa salah satu cara untuk menciptakan ruang kerja yang aman dari kekerasan seksual adalah dengan membuat kebijakan atau Standard Operating Procedure (SOP) penanganan kekerasan seksual di tempat kerja yang berpihak pada korban.