Dengan rendahnya pengaruh tersebut, Pangi menyebut pada akhirnya yang terkesan di benak publik adalah Jokowi tampaknya ingin memaksakan penggantinya. Seolah-olah, kata Pangi, kriteria capres-atau cawapres pilihan presiden merupakan selera asli rakyat, walaupun kenyataannya berkata lain.
Pangi menyebut presiden yang sedang berkuasa tidak bisa mempengaruhi kehendak rakyat. Ia mengingatkan jangan sampai seolah-olah suara presiden adalah representasi suara rakyat. “Kedaulatan tetap berada di tangan rakyat bukan kedaulatan berada di tangan Presiden Jokowi. Tetap rakyat yang berdaulat, Presiden Jokowi hanya menjalankan mandat rakyat, jangan sampai presiden sabotase daulat rakyat,” tegasnya.
Jokowi kerap berikan sinyal dukungan kepada Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto
Presiden Jokowi memang kerap memberikan sinyal dukungan kepada dua tokoh yang akan bertarung pada Pilpres 2024, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto.
Contohnya, ketika dia memberikan kriteria pemimpin ideal di hadapan para relawannya November tahun lalu. Dalam pidatonya, presiden menyatakan pemimpin ideal memiliki ciri fisik jidat berkerut dan berambut putih. Berbagai pengamat pun menilai pernyataan itu sebagai sinyal dukungan kepada Ganjar yang memiliki dua ciri fisik tersebut. “Kalau wajah cling (mulus) dan bersih, tidak ada kerutan di wajah, hati-hati. Lihat rambutnya, kalau putih semua, ini mikiran rakyat ini,” kata Jokowi diikuti tepuk tangan dari ribuan relawan yang memadati Stadion Gelora Bung Karno saat itu.
Pada bulan yang sama, Jokowi pun memberikan dukungan kepada Prabowo Subianto. Hal itu dia sampaikan saat menghadiri perayaan ulang tahun Partai Perindo. Prabowo turut hadir dalam acara itu.
Awalnya Jokowi bercerita soal kemenangannya dalam dua kali Pilpres atas Prabowo. Dia pun menyatakan bahwa Pilpres 2024 merupakan jatah Prabowo.(Vin)