Aulanews Politik Sikap Partisan Jokowi Dinilai Akan Jadi Warisan Buruk Sistem Pemilu

Sikap Partisan Jokowi Dinilai Akan Jadi Warisan Buruk Sistem Pemilu

Aulanews.id – Peneliti sekaligus Founder Voxpol Center Research and Consulting, Pangi Syarwi Chaniago menyebut sikap partisan Presiden Joko Widodo atau Jokowi bakal menjadi warisan yang buruk dalam sistem pemilu di Indonesia. Presiden sebelumnya kerap memberikan sinyal dukungan terhadap beberapa calon presiden (Capres).

“Presiden partisan di dalam pemilu jelas meninggalkan legacy yang buruk bagi sistem pemilu dan demokrasi kita. Presiden selanjutnya tentu berpotensi melakukan hal yang sama, karena tak ada pembelajaran dan contoh ketauladanan dari seorang negarawan, ibarat kain sarung muter-muter di situ,” ujar Pangi dalam keterangannya, Kamis (18/5/2023).

Menurut Pangi, seorang presiden seharusnya netral dalam urusan capres agar demokrasi dapat berjalan dengan benar. Jokowi, kata dia, seharusnya juga tidak cawe-cawe, tidak grasak-grusukan, menyiapkan penggantinya. “Presiden tidak mau dilecehkan, tapi kalau presiden terlalu jauh cawe-cawe di dalam menentukan penerus beliau, tentu ada resiko besar yang menunggu beliau. Kalau kalah jagoannya, maka siap-siap Jokowi akan dilecehkan dan menjadi bulan-bulanan setelah tidak lagi berkuasa menjabat sebagai presiden,” kata Pangi.

Baca Juga:  Uni Eropa Setuju Gunakan Aset Rusia untuk Dukung Ukraina

Survei Voxpol ungkap dukungan Jokowi tak banyak bawa pengaruh

Pangi menjelaskan upaya presiden untuk memberikan pesan dan dukungan politik terhadap kandidat tertentu sejauh ini pengaruhnya terbilang rendah. Menurut hasil survei yang dilakukan oleh Voxpol Center Research and Consulting pada November 2022, menunjukkan hanya 25 persen pemilih yang mengaku pilihan politiknya terpengaruh oleh arah dukungan yang diberikan oleh presiden. Sementara itu sisanya mayoritas publik 65,7 persen tidak terpengaruh capres dukungan Jokowi dan 9,3 persen tidak menjawab.

Gen-Z dan Generasi Milenial tak mudah terpengaruh

Masih menurut survei tersebut, Pangi menyebut jumlah pemilih dari Gen-Z dan Gen-Milenial pada Pemilu 2024 presentasenya mencapai 60 persen. Generasi tersebut tidak mudah terpengaruh oleh tokoh agama, adat, orang tua, tokoh berpengaruh, termasuk presiden sekalipun.

Baca Juga:  Bentuk Tim Seleksi Anggota KPU, Bekas Timses Jokowi Jadi Ketua

Para pemilih tersebut, kata Pangi, relatif memilih preferensi politik yang cukup memadai dan punya banyak kanal informasi. Sehingga keputusan politik mereka benar-benar otonom alias tidak mudah dipengaruhi oleh siapapun. “Itu artinya, arah dukungan Presiden Jokowi tidak memberikan pengaruh yang cukup kuat untuk mengiring pemilih kepada kandidat tertentu,” ungkap Pangi.

Berita Terkait

Disabilitas PRBIJ berikan Hasil lukisan tangan Eri Cahyadi Bukti Lanjutkan Dukungan calon Walikota Surabaya 2024 – 2029

Ilmuwan Politik Menyampaikan Kekerasan Pasca Pemilu Mungkin Terjadi di AS

Terkini

Siaran Langsung

Sosial

Scroll to Top