SERANGAN DI CAMP PENGUNGSI
Pada hari Selasa (30/10/2023), serangan udara Israel menewaskan sekitar 50 orang dan melukai 150 orang di Jabalia, daerah tersebut merupakan kamp pengungsi terbesar di Gaza, kata pejabat kesehatan Palestina.
Militer Israel mengatakan serangan itu telah membunuh Ibrahim Biari, seorang komandan Hamas yang dianggap penting dalam mengorganisir serangan yang terjadi pada Sabtu (7/10/2023), serta puluhan militan Hamas lainnya.
Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa mengatakan dia terkejut dengan tingginya jumlah korban di Jabalia dan dia mendesak semua pihak untuk menghormati aturan perang.
Josep Borrell mengatakan Israel mempunyai hak untuk membela diri tetapi “hukum perang dan kemanusiaan harus selalu berlaku”.
Uni Eropa pekan lalu menyerukan penghentian pemboman Israel dan serangan roket Hamas untuk menyalurkan bantuan kemanusiaan ke Gaza melalui koridor yang aman.
“Dengan berlalunya hari, ketika situasi menjadi semakin mengerikan, hal ini menjadi lebih mendesak dari sebelumnya,” kata Borrell.
Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh mengatakan bahwa sandera Israel yang ditahan di Gaza juga mengalami “kematian dan kehancuran” yang sama seperti yang dihadapi warga Palestina.
Sebelas tentara Israel juga tewas dalam pertempuran pada hari Selasa (31/10/2023), kata militer Israel, hal ini merupakan kerugian terbesar dalam satu hari sejak serangan awal.
Netanyahu berduka atas banyaknya korban militer dan memperingatkan bahwa perang akan berlangsung lama.
“Kita berada dalam perang yang sulit,” katanya.
“Saya berjanji kepada seluruh warga Israel: Kami akan menyelesaikan pekerjaan ini. Kami akan terus maju hingga meraih kemenangan.” Tambahnya.