Serangan Israel di Beirut Tewaskan 14 Orang, Termasuk Komandan Senior Hizbullah

Israel, yang terakhir kali berperang habis-habisan melawan Hizbullah 18 tahun lalu, mengatakan akan menggunakan kekerasan jika perlu untuk memastikan warganya dapat kembali ke Israel utara.

Militer Israel menggambarkan Aqil sebagai komandan sementara unit pasukan khusus Radwan, dan mengatakan bahwa pasukan itu telah membunuhnya bersama sekitar 10 komandan senior lainnya saat mereka bertemu. Aqil duduk di dewan militer tertinggi Hizbullah, sumber di Lebanon mengatakan kepada Reuters.

Serangan itu memberikan pukulan lain bagi Hizbullah setelah dua hari serangan di mana pager dan walkie-talkie yang digunakan oleh para anggotanya meledak, menewaskan 37 orang dan melukai ribuan orang. Serangan-serangan itu secara luas diyakini telah dilakukan oleh Israel, yang tidak membenarkan atau membantah keterlibatannya.

Penyiar lokal menunjukkan sekelompok orang berkumpul di dekat lokasi, dan melaporkan bahwa mereka sedang mencari orang hilang, kebanyakan dari mereka adalah anak-anak. Beberapa jam setelah serangan, pesawat tanpa awak masih terbang di atas pinggiran selatan Beirut.

“Kami tidak takut, tetapi kami menginginkan solusi. Kami tidak bisa terus-terusan seperti ini,” kata Alain Feghali, seorang warga Beirut yang berbicara kepada Reuters. “Perang? Saya tidak tahu apakah itu dimulai atau tidak, tetapi tidak ada yang meyakinkan. Jelas bahwa kedua belah pihak tidak akan berhenti.”

Koordinator Khusus PBB untuk Lebanon, Jeanine-Hennis Plasschaert, mengatakan serangan hari Jumat di daerah padat penduduk di pinggiran selatan Beirut merupakan bagian dari “siklus kekerasan yang sangat berbahaya dengan konsekuensi yang menghancurkan. Ini harus dihentikan sekarang.”

Serangan itu menandai kedua kalinya dalam waktu kurang dari dua bulan Israel menargetkan komandan militer terkemuka Hizbullah di Beirut. Pada bulan Juli, serangan udara Israel menewaskan Fuad Shukr , komandan militer tertinggi kelompok itu.

Aqil mendapat hadiah sebesar $7 juta untuk kepalanya dari Amerika Serikat atas hubungannya dengan pemboman mematikan terhadap Marinir di Lebanon pada tahun 1983, menurut situs web Departemen Luar Negeri AS.

Militer Israel mengatakan Aqil telah menjadi kepala operasi Hizbullah sejak 2004 dan bertanggung jawab atas rencana untuk melancarkan serangan ke Israel utara, mirip dengan serangan yang dipimpin Hamas di Israel selatan pada 7 Oktober yang memicu perang di Gaza .

“Para komandan Hizbullah yang kami singkirkan hari ini telah merencanakan ‘7 Oktober’ di perbatasan utara selama bertahun-tahun,” kata kepala militer Israel Jenderal Herzi Halevi.

Siaran Langsung

Kiai Bertutur

Sosial

Add New Playlist