Cetbang kemungkinan besar digunakan oleh pasukan Majapahit dalam pertempuran laut, seperti dalam menghadapi serangan musuh dari laut atau dalam penggerebekan di wilayah pesisir.
Selain itu, cetbang juga dapat digunakan dalam pertempuran darat, terutama dalam mengepung benteng musuh. Dalam peperangan darat, cetbang dapat digunakan untuk menghancurkan tembok atau benteng musuh, sehingga memungkinkan pasukan Majapahit menyerang dan merebut benteng tersebut.
Cetbang Majapahit merupakan salah satu kekayaan budaya dan sejarah Indonesia yang patut untuk dikaji lebih lanjut.
Melalui penelitian arkeologi dan sumber-sumber sejarah yang ada, kita dapat memperoleh pemahaman yang lebih baik mengenai cetbang dan peranan pentingnya dalam sejarah militer dan kekuasaan Majapahit.
Berdasarkan beberapa penelitian dan rekonstruksi modern, cetbang diyakini memiliki ukuran yang bervariasi. Cetbang besar tersebut kemungkinan memiliki panjang sekitar 1 hingga 3 meter, dengan diameter laras yang lebar untuk menampung peluru yang cukup besar. Cetbang yang lebih kecil mungkin mempunyai ukuran yang lebih kompak dan kompak.
Perlu diingat bahwa ukuran cetbang juga bisa berbeda-beda tergantung perkembangan teknologi dan desain senjata pada saat itu. Selain itu cetbang juga dipengaruhi oleh kebutuhan dan kondisi pertempuran yang dihadapi pasukan Majapahit.