Semut Taman Hitam Ubah Struktur Sarang untuk Cegah Penyebaran Infeksi Jamur

Aulanews.id – Sekelompok kecil ahli biologi di Universitas Bristol telah menemukan bahwa semut taman hitam memodifikasi struktur fisik sarang mereka untuk mengurangi penyebaran infeksi. Kelompok tersebut telah menulis sebuah makalah yang menjelaskan eksperimen yang mereka lakukan dengan semut taman hitam dan infeksi jamur di laboratorium mereka dan mengunggahnya di server pracetak bioRxiv .

Penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa beberapa hewan mengubah perilaku mereka untuk menghindari penyebaran infeksi, baik itu infeksi virus, bakteri, atau jamur. Di antara mereka, hanya manusia yang diketahui mengubah lingkungan mereka sebagai cara untuk lebih melindungi diri mereka sendiri—misalnya, orang mungkin menutup sebagian rumah mereka atau membuat zona karantina di dalam area rumah sakit.

Dalam studi baru ini, tim peneliti menemukan contoh serangga yang mengubah sarangnya untuk mencegah penyebaran jamur penyebab infeksi.

Untuk mempelajari lebih lanjut tentang bagaimana serangga, seperti semut, berupaya mencegah penyebaran infeksi di antara anggota sarang, tim peneliti turun ke lapangan dan mengumpulkan semut hitam di taman—cukup untuk mendirikan 20 koloni di lab mereka, masing-masing dalam kandang kaca sendiri.

Setelah memberi semut satu hari untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan barunya, para peneliti menambahkan 20 semut lagi ke setiap koloni—setengahnya terinfeksi jamur yang diketahui menyebar di antara semut.

Tim peneliti kemudian memasang kamera untuk merekam perilaku semut dan pemindai mikro-CT untuk mempelajari sifat terowongan sarang yang digali semut di bawah tanah.

Tim menemukan bahwa di koloni semut yang terinfeksi, terowongan baru digali lebih cepat daripada di koloni yang tidak terinfeksi. Setelah enam hari, jarak antar terowongan juga lebih jauh di sarang yang terinfeksi.

Semut-semut di koloni yang terpapar juga menempatkan ratu, makanan, dan area mengerami di lokasi yang tidak terlalu sentral. Dan terakhir, semut-semut yang terinfeksi cenderung menghabiskan sebagian besar waktunya di permukaan, daripada di bawah tanah bersama teman-teman sarangnya.

Para peneliti selanjutnya menggunakan simulasi penularan penyakit untuk mempercepat proses penyebaran penyakit dan menemukan bahwa teknik yang digunakan oleh semut memang mengurangi jumlah jamur dalam koloni, sehingga membantu sarang tersebut bertahan hidup. Dilansir dari phys.org pada hari Sabtu (21/09/2024)

Siaran Langsung

Kiai Bertutur

Sosial

Add New Playlist