Aulanews.id – Salah satu anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Jambi yakni Zayadi mengkritik guru dan pemerintah terkait penurunannya minat orang tua murid untuk memasukkan anaknya di sekolah negeri. Penurunan hingga mencapai 10 persen setiap tahunnya. Lantaran, orangtua murid lebih tertarik mendaftarkan anaknya ke sekolah swasta, dengan pembelajaran berbasis agama Islam.
“Kita berharap kreativitas guru bagus dan Dinas Pendidikan punya inovasi,” ungkap Zayadi, Rabu (1/9/2021).
Zayadi mengatakan, daya tarik sekolah negeri mengalami penurunan jika dibandingkan dengan sekolah swasta, lantaran pemerintah dan guru tidak melakukan inovasi serta kurang meningkatkan kreativitas dalam pembelajaran.
Selama pandemi Covid-19 melanda, para siswa mengaku tidak mendapatkan pendidikan dengan baik, dikarenakan rendahnya kreativitas guru dalam kegiatan belajar mengajar.
Anggota DPRD berharap perubahan kualitas sekolah negeri lebih ditingkatkan lagi baik dari segi invosi maupun kreatifitasnya, agar sekolah negeri mampu bersaing dengan sekolah swasta.
Sekolah swasta mampu memberikan kepuasan yang lebih dari sekolah negeri tidak hanya kecerdasan intelektual, melainkan juga kecerdasan emosional melalui nilai-nilai agama. Menurut Zayadi.
Saat rapat Komisi IV, dirinya mengaku telah memberikan masukan kepada Dinas Pendidikan untuk menambahkan mata pelajaran di bidang agama untuk menarik para siswa dan juga orang tua.
“Jangan sampai ketinggalan sama sekolah Islam terpadu. Belajar Islam seminggu sekali itu belum cukup,” ungkap Zayadi.
“Iya benar, Ada tren yang kita amati dan bukan hanya Kota Jambi tapi hampir semua daerah. Orangtua siswa lebih menginginkan anaknya masuk sekolah Islam terpadu,” lanjut Mulyadi, Kamis (2/9/2021).
Terdapat sekolah Islam Terpadu yang baru didirikan saja, peminatnya sangat banyak, dan bahka sampai tidak tertampung. kata Mulyadi
“Sekarang tren orangtua berubah. Tidak lagi menomorsatukan pengetahuan saja, tapi mementingkan agama untuk membentuk akhlak anak,” jelas Mulyadi.
Dalam mengatasi permasalahan tersebut, sekolah negeri akan menambahkan pelajaran menghafal Al Quran atau tahfidz, sekolah berbasis digital serta bebas narkoba. Dalam mendukung program tersebut, pihaknya terlebih dahulu akan mempersiapkan guru tahfidz Al Quran, dilansir dari kompas.com.