Aulanews.id – Akibat asap dari kebakaran gunungan sampah di TPA Sarimukti di Desa Sarimukti, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat (KBB), sekolah pun terpaksa diliburkan.
Kebakaran yang melanda TPA Sarimukti KBB hingga Rabu (23/8/2023) siang masih belum bisa teratasi. Selain jauhnya sumber air, kepulan asap yang makin tebal juga membuat petugas pemadam kebakaran sulit untuk menjangkau dan memadamkan titik api.
Kepala Desa Sarimukti Uci Suwanda menuturkan, dampak dari kebakaran TPA Sarimukti yang menimbulkan kepulan asap kini sudah sampai ke seluruh RW yang ada di wilayahnya. Bahkan, dia sudah menerima laporan sejumlah warga yang mengalami gangguan kesehatan.
“Dampak dari kebakaran TPA Sarimukti ini sudah sampai di 15 RW asapnya tebal. Ada warga yang sudah mengeluhkan tenggorokannya sakit, sesak napas sampai pedih-pedih (iritasi) di mata,” ungkap Uci.
Untuk mencegah dampak kesehatan makin meluas, pihaknya mengimbau warga untuk memakai masker saat beraktivitas. Sebab, kata dia, zat kimia yang terbawa asap dari peristiwa kebakaran gunungan sampah itu sangat berbahaya. “Mungkin asap itu mengandung yang sangat berbahaya atau zat-zat tertentu,” kata Uci.
Selain 15 RW di Sarimukti, tutur Uci, terdapat beberapa desa lainnya di luar area TPA yang ikut merasakan dampak kepulan asap dari kebakaran TPA Sarimukti tersebut. “Di sini ada 2 RW yang kena dampak tetapi seluruh dampaknya ada 15 RW dan di luar Desa Sarimukti juga seperti Rajamandala, Mandalasari itu terdampak,” tutur Uci.
Lebih lanjut Uci mengatakan, asap tebal itu mulai menerjang permukiman warga sejak Senin (21/8/2023) kemarin meski jaraknya cukup jauh. “Awal mula apinya hari Sabtu kecil dan hari Minggu api mulai besar,” ungkapnya.
Sementara itu, menurut Kepala MTs Al Ihsaniyah Sarimukti, Amin Bunyamin, asap sempat masuk ke lingkungan sekolah meski jaraknya cukup jauh. “Lingkungan dari lokasi sekitar 6 km, cuma waktu hari kemarin akibat kebakaran sampah hari ini siswa di daringkan,” unglap Amin.
Adanya asap tebal dan khawatir terhirup oleh siswa, membuat pihaknya menerapkan belajar daring sementara selama dua hari atau hingga ada informasi dinyatakan aman untuk kesehatan para siswa.
“Karena waktu kemarin asapnya agak tebal dan itu akan mengganggu suasana pembelajaran kemudian keamanan siswa juga terhadap kesehatan,” ucap Amin.
“Makannya di hari ini dua hari ke depan kami mendaringkan sementara berdasarkan informasi dari pihak terkait,” tambahnya.