Aulanews.id – Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengungkapkan pada hari Selasa bahwa suhu laut di Kepulauan Pasifik meningkat tiga kali lebih cepat dibandingkan dengan rata-rata global, membuat penduduknya sangat rentan terhadap dampak kenaikan permukaan laut. Pernyataan ini disampaikan Guterres di Tonga, tempat berlangsungnya Forum Kepulauan Pasifik.
Guterres menjelaskan bahwa laporan terbaru menunjukkan wilayah Pasifik Barat Daya mengalami kenaikan permukaan laut yang signifikan, dengan beberapa tempat mencatat kenaikan lebih dari dua kali lipat rata-rata global dalam 30 tahun terakhir.
Ia menegaskan bahwa kenaikan permukaan laut ini meningkatkan frekuensi dan keparahan badai serta banjir pesisir, yang merusak komunitas pesisir, perikanan, tanaman pangan, dan mencemari sumber air tawar. dilansir dari reuters (27/08/2024)
“Air laut memuai saat menghangat, menyebabkan permukaan laut naik,” jelas Guterres. Pada pertemuan para pemimpin Forum Kepulauan Pasifik ini, topik perubahan iklim dan keamanan menjadi fokus utama, terutama bagi negara-negara atol seperti Tonga yang terancam oleh naiknya permukaan laut.
Ketika ditanya mengenai ekspor bahan bakar fosil oleh Australia, Guterres menyatakan bahwa penghapusan bahan bakar fosil perlu dilakukan secara global, meskipun setiap negara mungkin memerlukan pendekatan yang berbeda. Ia juga memperingatkan bahwa tanpa pengurangan emisi yang signifikan, Kepulauan Pasifik bisa menghadapi kenaikan permukaan laut tambahan sebesar 15 cm pada tahun 2050, serta banjir pesisir yang lebih sering.
Guterres menyerukan kepada para pemimpin dunia untuk meningkatkan investasi dalam adaptasi perubahan iklim di negara-negara yang rentan, dan menekankan pentingnya dana “kerugian dan kerusakan” yang disepakati pada pertemuan puncak iklim PBB tahun lalu untuk membantu negara-negara miskin mengatasi dampak bencana iklim. Ia juga mengingatkan bahwa negara-negara maju harus memenuhi komitmen keuangan mereka, termasuk menggandakan pendanaan adaptasi menjadi setidaknya $40 miliar per tahun pada tahun 2025.