Hal ini kemudian mendorong munculnya organisasi lain, seperti Kepanduan Putera Indonesia (KPI), Pandu Puteri Indonesia (PPI), dan Kepanduan Indonesia Muda (KIM).
Lalu pada 1960, pemerintah Indonesia dan MPRS berusaha untuk memperbaiki organisasi kepramukaan di Indonesia.
Pada 9 Maret 1961, Presiden Soekarno mengumpulkan para tokoh dari gerakan kepramukaan Indonesia dan menyatakan bahwa organisasi kepanduan harus disempurnakan. Untuk menindaklanjutinya, Presiden Soekarno membentuk Panitia Pembentukan Gerakan Pramuka yang beranggotakan Sultan HB IX, A Aziz Saleh, dan Achamadi.
Hasil kerja dari panitia ini adalah dikeluarkannya lampiran Keppres No. 238 tahun 1961 tanggal 20 Mei 1961 tentang Gerakan Pramuka.
Kemudian melalui Keppres 238/1961, Gerakan Kepanduan Indonesia akhirnya menjadi Gerakan Praja Muda Karana (Pramuka).
Pada 14 Agustus 1961, Gerakan Pramuka secara resmi mulai diperkenalkan ke rakyat Indonesia.
Sementara itu, gerakan Pramuka di dunia mulai dikenal sejak 25 Juli 1907. Sejarah berdirinya Pramuka di dunia diprakarsai oleh tokoh asal Inggris, Letnan Jenderal Baden Powell pada 25 Juli 1907.
Sewaktu muda, Baden Powell mengelola Aids to Scouting untuk anggota muda dan mengadakan kegiatan perkemahan selama delapan hari di Pulau Brownsea. Satu tahun kemudian, ia menulis sebuah buku yang mengulas tentang prinsip dasar kepramukaan berjudul “Scouting for Boys.”
Selain itu, ia juga mendirikan gerakan kepanduan yang bernama sama dengan bukunya, yang hanya diikuti oleh kaum laki-laki.
Tidak disangka, buku kepanduan ini ternyata mulai menyebar hingga seluruh pelosok negeri.
Pada 1910, Baden Powell memutuskan fokus berkegiatan dalam Pramuka.