Sejarah Jembatan Gladak Perak yang Putus Akibat Erupsi Semeru

Aulanews.id – Erupsi Gunung Semeru yang terjadi pada hari Sabtu (4/12/2021). Salah satu dampak yang ditimbulkan adalah putusnya Jembatan Gladak Perak, Lumajang. Akibatnya, jalur alternatif Lumajang-Malang ditutup total dan dialihkan untuk melalui jalur lain sesuai arahan dari petugas. Untuk diketahui, Jembatan Gladak Perak ini terdiri dari dua jembatan. Satu jembatan lama yang sudah tidak dapat difungsikan dan sudah berstatus cagar budaya dan satu jembatan baru yang sampai kini masih digunakan untuk lalu lintas. Keduanya terletak di atas Sungai Besuk Sat, Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang, daerah Jawa Timur.

 

Dikutip dari Visit Lumajang, pada Minggu (5/12/2021), dari berbagai catatan sejarah, Jembatan Gladak Perak lama dibangun pada masa pemerintahan kolonial Belanda, sekitar pada tahun 1925-1940.

Dalam sejarahnya tersebut, Agresi Militer Belanda I yang dimulai pada 21 Juli 1947 menyerang beberapa daerah di Jawa Timur termasuk Lumajang.

Sehingga, untuk menghambat mobilitas pasukan tentara Belanda, Zeni Pioneer 22 Jatiroto, batalion tempur TNI AD, meledakan Jembatan Gladak Perak.

Oleh sebab itu, Jembatan Gladak Perak kembali dibangun dan difungsikan pada tahun 1952 sesudah kondisi wilayah Indonesia mulai membaik.

Memiliki sebutan lain, yaitu Jembatan Piket Nol dan Jembatan Pancing, jembatan lama tersebut memiliki lebar kurang lebih sekitar 4 meter dengan panjang 100 meter.

Sementara itu, pemandu wisata program Familiarization Trip Lumajang, Amir Faisol mengungkapkan bahwa sebutan Jembatan Pancing diberikan kepada Jembatan Gladak Perak sebab banyaknya masyarakat sekitar yang memancing di lokasi tersebut.

Surabaya – Kementerian Pertahanan Republik Indonesia (Kemhan RI) bersama PT PAL Indonesia melaksanakan Ceremony of Keel Laying (peletakan lunas) Kapal......

Kiai Bertutur

Sosial

Add New Playlist