Pertempuran tersebut menimbulkan kekhawatiran bahwa AS, sekutu dekat Israel, dan Iran akan terseret ke dalam perang yang lebih luas.
Arab Saudi menyatakan kekhawatiran yang mendalam pada hari Senin dan mendesak semua pihak untuk menahan diri, kantor berita pemerintah SPA melaporkan.
Seorang pejabat senior Departemen Luar Negeri AS mengatakan Amerika Serikat tidak mendukung eskalasi lintas perbatasan antara Israel dan Hizbullah dan bahwa Washington akan membahas “ide-ide konkret” dengan sekutu dan mitra untuk mencegah meluasnya perang.
Para pejabat Israel mengatakan peningkatan serangan udara baru-baru ini terhadap target-target Hizbullah di Lebanon dirancang untuk memaksa kelompok yang bersekutu dengan Iran itu untuk menyetujui solusi diplomatik.
Pejabat AS tersebut, yang memberikan pengarahan kepada wartawan di New York dengan syarat anonim, menepis posisi Israel, dengan mengatakan bahwa pemerintahan Biden berfokus pada “mengurangi ketegangan … dan memutus siklus serangan-serangan balasan.”
Juga di New York, Presiden Iran Masoud Pezeshkian mengatakan Israel ingin menyeret Timur Tengah ke dalam perang besar-besaran dengan memprovokasi Iran untuk bergabung dalam konflik Israel-Hizbullah.
“Israel-lah yang berusaha menciptakan konflik habis-habisan ini,” katanya kepada wartawan setelah kedatangannya untuk menghadiri Majelis Umum PBB, dan mengatakan bahwa konsekuensi dari ketidakstabilan seperti itu tidak akan dapat diubah lagi.
Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant mengatakan hari Senin menandai “puncak signifikan” dalam konflik yang telah berlangsung hampir setahun.
“Pada hari ini kami telah melumpuhkan puluhan ribu roket dan amunisi presisi. Apa yang dibangun Hizbullah selama 20 tahun sejak Perang Lebanon kedua sebenarnya sedang dihancurkan oleh IDF,” katanya dalam sebuah pernyataan, mengacu pada Pasukan Pertahanan Israel.
Pada Senin malam, Israel melancarkan serangan di pinggiran selatan Beirut yang ditujukan kepada pemimpin senior Hizbullah Ali Karaki, kepala garis depan selatan. Hizbullah kemudian mengatakan bahwa ia selamat dan telah pindah ke lokasi yang aman.
Namun sayap bersenjata Hamas mengatakan komandan lapangannya di Lebanon selatan, Mahmoud al Nader, tewas dalam serangan udara Israel.
Laksamana Muda Daniel Hagari mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa serangan Israel telah mengenai rudal jelajah jarak jauh, roket kelas berat, roket jarak pendek dan pesawat tak berawak peledak.