“Semakin ke sini memang jemaah kita yang risiko tinggi jumlahnya bukan menurun, tapi meningkat karena antreannya panjang. Yang sudah mendapatkan porsi untuk berangkat haji sekitar 5,4 juta orang, sedangkan kuota yang berangkat setiap tahun, kuota normal kita sebanyak 221.000. Sekarang kuota kita 241.000. Kalau kita bagi antara 5,4 juta dengan kuota normal 221.000, rata-rata secara nasional, antrean orang pergi haji sejak mendaftar sampai berangkat itu 24 tahun.”
*Siapkan Kesehatan Jemaah Haji Lebih Dini*
Untuk mempersiapkan lebih baik kondisi kesehatan jemaah haji, Kapuskes Haji Liliek Marhaendro Susilo mengatakan, setelah selesai musim haji tahun 2024, persiapan kesehatan direncanakan mulai dilakukan kepada jemaah haji yang berangkat pada 2025 dan 2026.
“Kami akan langsung jemput jemaah yang akan berangkat tahun 2025 dan 2026 untuk kita siapkan kesehatannya supaya di musim haji yang akan datang dipanggil untuk berangkat, saat diperiksa, kesehatannya sudah bagus. Kondisinya kita siapkan dulu. Mudahan-mudahan, kita sudah tahu dulu sakitnya apa, diperiksa nanti dengan metode sederhana menggunakan pemeriksaan kesehatan yang ada di Mobile JKN berupa mengisi pertanyaan, apakah ada saudaranya yang sakit, apakah orangtua sakit apa,” katanya.
“Nanti keluar simpulan, Anda punya risiko ringan terhadap penyakit apa, Anda punya risiko sedang penyakit apa. Kalau dia risiko sedang dan risiko tinggi, maka sebenarnya dengan hasil pemeriksaan kesehatan itu bisa di-cover oleh BPJS Kesehatan, kalau dia dirujuk ke rumah sakit.”
Dalam hal ini, bagi mereka yang berisiko tinggi dan sedang, terapi dapat dilakukan jauh-jauh hari sebelum berangkat haji.
“Harapannya, begitu dia sembuh, kami langsung bina kebugarannya dan saat dia dipanggil untuk berangkat dan diperiksa kesehatannya, mudah-mudahan sudah istitha’ah. Kalaupun kondisinya memburuk dari awal, mereka sudah tahu lebih dulu sehingga porsinya dapat dilimpahkan ke kerabat intinya sesuai ketentuan dari Kementerian Agama,” ucap Kapuskes Liliek.
“Itulah upaya yang kita lakukan supaya kesehatan jemaah haji dapat kita siapkan lebih dini untuk tahun-tahun berikutnya.”