Sebuah penelitian menemukan resiko gejala pernapasan pada perokok berusia dibawah 18 tahun

Mulai merokok di bawah usia 18 tahun meningkatkan risiko gejala pernapasan pada usia 28 tahun sekitar 80% dibandingkan dengan mereka yang bukan perokok. Pada orang yang mulai merokok pada usia 18 tahun atau lebih, risikonya sekitar 50% lebih tinggi daripada mereka yang bukan perokok.

Gejala pernapasan yang paling umum adalah mengi, dahak, dan batuk.

Dr. Hedman berkata, “Dalam penelitian kami, kami menemukan bahwa perokok kemungkinan besar sudah mulai merokok sebelum berusia 18 tahun dan mereka yang mulai merokok lebih awal lebih mungkin menderita masalah pernapasan , terutama mengi dan dahak. Gejala-gejala ini juga lebih umum terjadi semakin banyak rokok yang dihisap orang.

Salah satu penjelasan untuk temuan tersebut adalah bahwa anak-anak dan remaja yang mulai merokok lebih awal akan terus merokok dalam jangka waktu yang lebih lama dan karenanya menderita lebih banyak gejala. Bisa jadi paparan asap tembakau di usia muda meningkatkan risiko gejala pernapasan karena paru-paru masih berkembang dan lebih rentan terhadap kerusakan.

Studi ini menunjukkan bahwa tidak perlu waktu puluhan tahun untuk timbulnya gejala pernapasan akibat merokok; sudah dapat dilihat kaitan yang signifikan pada usia dewasa muda.

Dr. Hedman dan rekan-rekannya akan terus memantau orang-orang yang ikut serta dalam penelitian ini. Mereka kini mengukur fungsi paru-paru para peserta untuk memahami bagaimana paparan asap tembakau memengaruhi kesehatan pernapasan mereka dalam jangka panjang.

Profesor Des Cox adalah anggota Komite Pengendalian Tembakau ERS dan konsultan kedokteran pernapasan pediatrik di Children’s Health Ireland, Crumlin, Dublin, Irlandia dan tidak terlibat dalam penelitian tersebut.

Kiai Bertutur

Sosial

Add New Playlist