Aulanews.id – Banyak sekali sampah yang berserakan di dasar laut, hal ini terjadi karena banyak orang masih membuang segala macam barang ke toilet, dengan keyakinan bahwa barang-barang tersebut akan hilang begitu saja. Namun, tentu saja, ini tidak benar. Baik tisu basah maupun zat kimia memiliki dampak negatif pada biologi hewan laut. Hal ini juga berlaku pada banyak produk lain yang diberi merek “alami”.
“Meskipun suatu produk diberi label ‘alami’, ini tidak berarti bahwa produk tersebut akan terurai begitu saja saat dilepaskan ke lingkungan alami,” kata Ilmuwan Riset Senior Ida Beathe di SINTEF. “Produk semacam itu masih memiliki waktu penguraian yang sangat lama dan tidak boleh dibuang ke toilet, meskipun diberi label sebagai biodegradable,” katanya.
Fakta ini dapat membingungkan konsumen, yang tidak mengerti bahwa bahkan apa yang disebut produk alami pun dapat memiliki dampak negatif besar terhadap lingkungan laut jika dibuang ke toilet.
“Saya telah meninjau literatur,” kata Ida Beathe. “Waktu penguraian tisu basah yang diberi merek sebagai produk ‘alami’ bisa mencapai 200 tahun dan bahkan lebih lama lagi untuk tisu basah yang mengandung plastik”.
Informasi ini kini telah menjadi bagian dari kampanye kesadaran publik yang baru-baru ini diluncurkan di Svalbard terkait dengan proyek penelitian yang disebut CLIMAREST. Kampanye ini berupaya untuk membuat penduduk dan pengunjung menyadari apa yang boleh dan tidak boleh mereka buang ke toilet.
Tidak ada cara mudah untuk mengukur seberapa banyak sampah yang dibuang ke toilet kita. Namun, di Longyearbyen di Svalbard, yang berpenduduk 2.500 jiwa, pemerintah setempat saat ini sedang mengukur jumlah sampah yang dikumpulkan menggunakan kisi-kisi yang dipasang di titik-titik pembuangan. Hasilnya menunjukkan bahwa sebanyak 80 kilogram sampah melewati sistem air limbah kota setiap minggu. Kita hanya bisa membayangkan bagaimana angka seperti ini berlaku untuk kota-kota terbesar di dunia.
Berikut adalah daftar lima jenis sampah teratas yang kita buang ke toilet:
- Korek
- Lensa kontak
- Kondom
- Pembalut
- Tisu basah
Overjordet menjelaskan bahwa sampah yang dibuang ke laut membentuk karpet di dasar laut dan mengganggu endapan sedimen serta hewan-hewan yang bergantung padanya.
“Sampah ini mencemari lingkungan dasar laut di sekitar titik pembuangan karena mengganggu proses biologis yang berlangsung di sedimen. Selain itu, hewan laut mungkin memakan sampah yang telah terurai dari karpet, yang pada akhirnya menjadikannya bagian dari rantai makanan manusia,” dilansir dari phys.org pada hari Kamis (19/9/2024).