Aulanews.id – Salah satu desa wisata di Maluku yang menawarkan legitnya sagu tumbuk dengan citarasa yang khas yaitu Desa Wisata Morella, Kecamatan Leihitu, Kabupaten Maluku tengah. Di desa wisata itu, sagu tumbuk seolah menjadi primadona camilan dan menduduki peringkat pertama setelah pisang goreng dan sukun goreng.
Iva Sialana, perempuan yang memanfaatkan originalitas sagu tumbuk khas Morella sebagai pundi-pundi rupiah dengan cara berbeda dari yang lain.
Jika biasanya sagu tumbuk Morella dijajakan dengan kertas minyak dan wadah muka saja, Iva, ibu rumah tangga itu, mengemas sagu tumbuk menjadi lebih menarik dan bernilai tinggi.
Kalau biasanya harga sagu tumbuk itu Rp5.000 sampai Rp10.000, maka dengan kemasan yang menarik, harganya bisa naik hingga Rp20.000 sampai Rp35.000 per bungkus
Iva pun menceritakan awal mula bisnis sagu tumbuk yang digeluti ini menjadi ladang rupiah baginya.
Bermula dari keresahan hati atas sulitnya memperkenalkan sagu tumbuk di pasar nasional. Iva lantas menghimpun kelompok ibu-ibu rumah tangga di Morella untuk membuat bisnis sagu tumbuk ini.
Awal mulanya pada 2021, Iva mencari cara bagaimana agar sagu tumbuk produksi Morella ini dapat dikemas dengan menarik hingga seorang teman mendaftarkan usahanya pada salah satu program Bank Indonesia bekerja sama dengan Dinas Pariwisata Maluku.
Melalui program tersebut, Iva diajarkan cara membuat kemasan hingga dibuatkan kemasan menarik bagi sagu tumbuk Morella yang diberi jenama atau merek “Sagu Tumbuk Bintang Morella”.
Sagu tumbuk tersebut memiliki dua varian kemasan. Kemasan yang pertama berukuran kecil berisi lima sagu tumbuk seukuran dua jari orang dewasa yang dibanderol dengan harga Rp20.000 per pak.