Di tempat yang sama, Direktur Pelayanan Kesehatan Rujukan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, drg Yuli Astuti Saripawan mengapresiasi terhadap peningkatan pengembangan pelayanan di RSUD dr Soewandhie Surabaya.
“Ini salah satu rumah sakit pemerintah daerah (pemda) yang dengan swadaya sendiri untuk membangun, kemudian mengadakan alat untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat, saya apresiasi,” kata drg Yuli Astuti Saripawan.
Ia juga menyatakan bahwa layanan radioterapi tersebut, tentunya bisa dicover melalui BPJS Kesehatan. Namun hal ini dapat diterapkan apabila sudah ada Memorandum of Understanding (MoU) atau kerjasama antara RSUD dr Soewandhie dengan BPJS Kesehatan.
“Jadi, dalam hal ini (layanan radioterapi) tidak hanya (bisa diakses) orang-orang mampu saja, tapi orang-orang dengan BPJS nanti akan tercover. Tinggal dari rumah sakit melaksanakan MoU, ini dalam proses,” jelasnya.
Menurutnya, kanker merupakan satu di antara 10 jenis penyakit yang menjadi prioritas penanganan Kemenkes. Hal tersebut berdasarkan hasil evaluasi Kemenkes terhadap tingkat kematian dan pembiayaan BPJS.
“Makanya kita berusaha memprioritaskan. Prioritas itu adalah mulai penanganan sedini mungkin, sampai ketika orang itu sudah sakit kita tangani. Jadi jangan sampai orang datang (ke rumah sakit) sudah stadium empat,” jelasnya.
Sementara itu, Direktur Utama RSUD Soewandhie Surabaya, dr Billy Daniel Messakh menyampaikan, bahwa untuk sementara ini pasien yang sud`ah dirawat di layanan radioterapi masih bersifat umum. Namun, ia menargetkan pada Desember 2023, layanan ini bisa digunakan oleh pasien BPJS.
“Proses (kerjasama BPJS) sedang berjalan, kemungkinan besar Desember kita sudah mulai. Jadi, pasien yang sudah dirawat sementara umum, karena umum begitu mahalnya, itu yang menyebabkan jumlah pasien masih empat orang,” kata Billy.
Ia juga mengungkapkan bahwa sejak Januari sampai November 2023, RSUD dr Soewandhie sudah melakukan 1000 kali pelayanan kemoterapi kanker. Nah, apabila itu dikonversi, maka jumlah pasiennya sekitar 350 orang.
“Kalau tahun sebelumnya (2022), itu hanya 275. Jadi dari tren ini kita lihat semakin lama semakin meningkat. Nah, apakah itu semua warga Surabaya, masih campur. Tapi pasti angkanya itu makin lama makin meningkat,” ujarnya.
Oleh karenanya, Billy menyatakan bahwa RSUD dr Soewandhie Surabaya berupaya membuat pelayanan terapi agar lebih efektif. Bagaimana layanan itu menjadi lebih cepat, termasuk dengan diagnosisnya. “Untuk itulah layanan radioterapi ini diadakan,” pungkasnya. sir