Aulanews.id, Gaza – Saat ini, Rumah Sakit Indonesia (RSI) di Gaza kekurangan pasokan bahan bakar untuk menyalakan generator listrik.
Ketua Presidium MER-C, Sarbini Abdul Murad mengatakan bahwa pasokan listrik RSI di Gaza hanya berlangsung selama 5 jam pada siang hari.
“Solar semakin langka, hanya 5 jam listrik hidup di RSI Gaza pada siang hari untuk penghematan,” ujar Sarbini, Selasa (24/10/2023).
Sementara pada malam hari, lanjut Sarbini, pasokan listrik di RSI Gaza menggunakan panel surya. Namun, panel surya tidak dapat memasok listrik ke seluruh ruangan rumah sakit.
“RSI bisa gunakan cadangan solar panel, itu pun terbatas, tidak bisa mengalirkan (listrik dari panel surya) ke semua ruangan,” kata Sarbini.
Kendati mengalami kekurangan pasokan listrik, RSI Gaza tetap beroperasi secara normal. Namun, pelayanan yang diberikan tidak bisa maksimal.
“Pelayanan masih berlangsung tapi tidak maksimal. Pasien akan bermasalah bila ini terus berlangsung,” ujar Sarbini.
Sejauh ini terdapat sekitar 800 pasien di RSI Gaza. Sarbini mengatakan, di antara pasien itu ada yang kritis dan tidak kritis.
Rumah Sakit Indonesia yang terletak di Bait Lahia, Gaza utara mengalami mati listrik, karena pasokan bahan bakar untuk menyalakan generator telah habis. Pasokan listrik di Rumah Sakit Indonesia bergantung pada generator setelah Israel memutus aliran listrik di seluruh Gaza.
Dalam video yang diunggah di media sosial, Rumah Sakit Indonesia di Gaza tampak gelap gulita. Sejumlah tenaga medis dan staf rumah sakit tampak kebingungan. Mereka menggunakan senter seadanya untuk menelusuri lorong rumah sakit.