Aulanews.id, SURABAYA – Aksi saling dorong petugas kepolisian dengan pengunjuk rasa mewarnai demo menolak kenaikan harga BBM di Surabaya, Jawa Timur Selasa (6/9/2022) siang. Akibatnya, Jalan Ahmad Yani Surabaya tempat unjukrasa berlangsung sempat lumpuh.
Kericuhan terjadi saat ribuan buruh melakukan long march dari Bundaran Waru menuju Kantor Gubernur Jatim untuk menyampaikan tuntutan menolak kenaikan harga BBM. Long march disertai dengan aksi sejumlah buruh yang jalan berbaris sambil mendorong sepeda motor.
Namun sesampai di Jalan Ahmad Yani, kericuhan pecah. Sejumlah buruh tak terima sepeda motor mereka dipindah paksa oleh pihak kepolisian yang berjaga. Beruntung, kericuhan bisa diredam setelah perwakilan polisi memberikan penjelasan kepada buruh untuk memprioritaskan pengguna jalan lain. Sebab, unjuk rasa tersebut mengakibatkan kemacetan parah di kawasan Jalan Ahmad Yani.
Selain menuntut pembatalan kenaikan harga BBM, pengunjuk rasa juga menuntut kenaikan upah layak di Kantor Gubernur Provinsi Jawa Timur. Unjuk rasa ini adalah aksi serentak yang juga digelar buruh di 33 provinsi di seluruh Indonesia.
Koordinator aksi, Nuruddin Hidayat, menyatakan kenaikan harga BBM akan menyebabkan lonjakan inflasi yang sangat tajam yang akan menyebabkan daya beli buruh menurun. “Kenaikan harga BBM akan berdampak beberapa tahun ke belakang dan UMK buruh tidak cair sehingga akan menggerus daya beli buruh,” tegasnya.
Pria yang juga menjabat sebagai Wakil Sekretaris DPW Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) Jawa Timur ini mengkhawatirkan terjadinya PHK buruh akibat lonjakan biaya produksi sebagai akibat naiknya harga BBM. “Bisa jadi atas pertimbangan efisiensi di tengah mahalnya ongkos produksi buruh yang diPHK. Jadi buruh lagi yang jadi korban,” imbuhnya.