Menurutnya, Indonesia merupakan negara yang memiliki keunikan luar biasa dalam memandang perbedaan. Hizbiyah menegaskan bahwa keragaman bukanlah penghalang, melainkan modal utama dalam membangun kehidupan berbangsa yang harmonis.
“Ibu-ibu Indonesia ini masyarakatnya terdiri dari beragam etnis dan agama, namun kita memiliki keberanian luar biasa untuk menyalurkan perbedaan menjadi kekuatan,” katanya saat sambutan.
Nyai Hizbiyah mengajak para peserta pengajian untuk tidak sekedar menerima perbedaan, tetapi aktif mengubahnya menjadi energi positif bagi pembangunan bangsa. Ia menekankan bahwa setiap perbedaan memiliki potensi untuk menciptakan kesatuan yang kokoh.
“Kita harus mampu melihat keragaman sebagai rahmat, bukan sekedar sesuatu yang harus ditoleransi,” lanjutnya.
Dalam kesempatan tersebut, Hizbiyah tidak hanya berbicara tentang keragaman secara konseptual, tetapi juga memberikan contoh konkret bagaimana perbedaan dapat menjadi kekuatan pemersatu.
Menurutnya, peran perempuan sangat strategis dalam menjaga dan mengembangkan semangat kebangsaan. Para ibu dianggap sebagai garda terdepan dalam menanamkan nilai-nilai toleransi dan cinta tanah air kepada generasi muda.
“Setiap ibu adalah pembentuk karakter bangsa melalui didikan dan teladan, kita dapat menciptakan generasi yang tidak hanya menghormati perbedaan, tetapi mampu mengubahnya menjadi energi positif,” terangnya.
Pengajian itu dihadiri oleh Rais Syuriyah Pengurus Wilayah (PWNU) DKI Jakarta KH Muhyiddin Ishaq, beserta seluruh Muslimat NU se-DKI Jakarta yang terdiri dari enam kota administrasi, yaitu Pusat, Barat, Timur, Utara, Selatan, hingga Kepulauan Seribu.