Sebagai pilar utama internasionalisasi, Prof. Abd. Aziz mengidentifikasi enam kunci yang akan menjadi fokus UIN SATU Tulungagung pada tahun 2025.
Pertama, Kemitraan dan Kolaborasi Akademik. UIN SATU Tulungagung akan memprioritaskan kemitraan dengan universitas di luar negeri yang berperan sebagai “negara satelit.” Negara-negara seperti Australia, Belanda, China, atau Timur Tengah dianggap potensial sebagai fokus kerjasama. UIN SATU juga berencana mengoptimalkan peran dosen lulusan luar negeri dalam merancang roadmap internasionalisasi.
“Kemitraan ini penting untuk memperluas jaringan dan dikenal dunia,” Rektor menambahkan.
Kedua, Kurikulum Internasional. Internasionalisasi juga memerlukan perubahan kurikulum yang memenuhi standar global. Rektor menegaskan perlunya kelas internasional dan pengelolaan website kampus dalam bahasa asing.
“Kurikulum ini akan memperkuat kesiapan UIN SATU dalam menyambut mahasiswa internasional dan menjalin kerjasama global,” ungkapnya.
Ketiga, Kompetensi Global. Kompetensi mahasiswa dan dosen harus sesuai standar global, melalui pendidiran Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) bekerjasama dengan Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP). Setiap prodi, lanjutnya, perlu memiliki skema sertifikasi yang mendukung pengakuan global.
“Dengan kompetensi yang diakui internasional, lulusan kita akan lebih mudah diterima di pasar kerja global,” ujarnya.
Keempat, Joint Research dengan Perguruan Tinggi Luar Negeri. Kolaborasi penelitian internasional menjadi salah satu fokus untuk meningkatkan reputasi akademik UIN SATU. Langkah ini diharapkan akan meningkatkan sitasi dan reputasi akademik kampus di tingkat global.