Aulanews.id – Surabaya, Rektor Universitas Islam Negeri Sayyid Ali Rahmatullah (UIN SATU) Tulungagung, Prof. Dr. H. Abd. Aziz, mencanangkan Tahun 2025 sebagai Tahun Internasionalisasi Kampus, serta memaparkan strateginya yang bertumpu pada enam kunci utama. Dalam sambutannya pada acara Focused Group Discussion (FGD) Persiapan Internasionalisasi UIN SATU Tulungagung di Hotel Double Tree Surabaya (30/10/2024), Rektor menegaskan bahwa langkah-langkah konkret diperlukan untuk memposisikan UIN SATU sebagai institusi pendidikan berkelas dunia.
Kegiatan ini akan berlangsung mulai Rabu hingga Jumat (30 Oktober – 1 November 2024), diikuti oleh Wakil Rektor, Ketua Lembaga, Dekan, Wakil Dekan, Direktur dan Wakil Direktur Pascasarjana, Kepala UPT, Koorprodi S-1, Kaprodi S-2, pengelola International Office, serta tenaga kependidikan UIN SATU Tulungagung.
Rektor mengibaratkan FGD ini sebagai “manasik internasional,” sebuah analogi yang menekankan bahwa internasionalisasi membutuhkan persiapan matang dan rinci.
“Seperti halnya manasik haji yang mempersiapkan setiap tahapan dengan detail, FGD ini menjadi langkah penting agar UIN SATU siap menghadapi persaingan global,” jelas Rektor.
Melalui forum ini, berbagai sudut pandang akan didiskusikan untuk merumuskan strategi internasionalisasi yang menyeluruh, baik dalam kurikulum, kolaborasi akademik, hingga branding kampus di ranah internasional. Menurutnya, hasil dari FGD ini diharapkan dapat menjadi panduan komprehensif bagi UIN SATU dalam memulai langkah nyata menuju internasionalisasi.
“Internasionalisasi adalah proses sistematis yang harus melibatkan semua elemen universitas,” tambahnya.
Sebagai pilar utama internasionalisasi, Prof. Abd. Aziz mengidentifikasi enam kunci yang akan menjadi fokus UIN SATU Tulungagung pada tahun 2025.
Pertama, Kemitraan dan Kolaborasi Akademik. UIN SATU Tulungagung akan memprioritaskan kemitraan dengan universitas di luar negeri yang berperan sebagai “negara satelit.” Negara-negara seperti Australia, Belanda, China, atau Timur Tengah dianggap potensial sebagai fokus kerjasama. UIN SATU juga berencana mengoptimalkan peran dosen lulusan luar negeri dalam merancang roadmap internasionalisasi.
“Kemitraan ini penting untuk memperluas jaringan dan dikenal dunia,” Rektor menambahkan.
Kedua, Kurikulum Internasional. Internasionalisasi juga memerlukan perubahan kurikulum yang memenuhi standar global. Rektor menegaskan perlunya kelas internasional dan pengelolaan website kampus dalam bahasa asing.