Refleksi Hari Sumpah Pemuda: Pemuda Pemimpin Masa Depan

“Beri aku 10 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia”. Bung Karno

Aulanews.id – Jika kita merenung dan merefleksikan kalimat pidato Bung Karno, maka sejatinya jumlah besar saja tidaklah cukup untuk bisa membawa bangsa ini menjadi bangsa yang maju dan diperhitungkan di kancah dunia. Sebab, Bung Karno tak perlu menunggu bonus demografi untuk bisa memberikan kehormatan yang layak bagi bangsa dan negaranya. Akan tetapi, Bung Karno hanya membutuhkan pemuda-pemudi unggul yang memiliki kualitas dan visi yang besar dalam menatap dunia.

Syahdan, peran pemuda dalam soal kepemimpinan sangatlah besar dan penting. Bagaimana tidak! Pemuda adalah individu yang bila dilihat secara fisik sedang mengalami perkembangan dan secara psikis sedang mengalami perkembangan emosional, sehingga pemuda merupakan sumberdaya manusia pembangunan baik untuk saat ini maupun masa datang.

Artinya, dalam hal kepemimpinan, walaupun secara mental mayoritas pemuda masih belum mempunyai mental yang kuat, namun tak sedikit pemuda yang sukses dalam menjalankan amanah sebagai pemimpin. Misalnya kepemimpinan Umar ibn Abd Al-Aziz yang menjadi gubernur Madinah pada usia yang belum genap 24 tahun. Kemudian setelah enam tahun menjadi seorang khalifah Bani Umayyah.

Rupa-rupanya, faktor yang melatarbelakangi kesuksesan Umar adalah rasa adil dan amanah yang diterapkannya dalam setiap memberikan suatu kebijakan. Di antaranya kebijakan yang dilakukan Umar dalam bidang politik adalah memecat para pejabat yang zalim, dan mengganti dengan pejabat baru yang adil dan benar walaupun bukan dari golongan Umayyah sendiri. Bahkan, menghapuskan hak-hak istimewa yang diberikan kepada keluarganya tidak pilih kasih terhadap semua rakyatnya.

Misalnya, dalam penarikan pajak, Khalifah Umar Ibn Abdul Aziz telah menekankan bahwa pajak harus dikumpulkan dengan adil. Dan dalam pengambilannya, haruslah bersikap lemah lembut tanpa adanya tindak kekerasan. Pun juga jangan sampai melebihi kemampuan orang yang dibebani.

Tak hanya itu, Umar melakukan pembersihan dikalangan keluarga Bani Umayyah. Tanah-tanah atau harta lain yang pernah di berikan kepada orang tertentu di masukan ke dalam Baitul Mal. Terhadap para gubernur dan pejabat yang bertindak sewenang-wenang, ia tidak ragu-ragu untuk mengambil tindakan tegas. Ia juga memecat Yazid bin Abi Muslim (Gubernur Irak) dan Assaqafi dari jabatannya sebagai pemungut pajak di Mesir.

Tak kalah menariknya beberapa alasan dipilihnya Umar adalah, selain dia dari kalangan Bani Umayyah karena merupakan menantu dari Khalifah sebelumnya, ia dikenal juga sebagai sosok pemimpin yang bijaksana, adil, jujur, sederhana, alim, wara dan tawadlu serta zuhud.

Siaran Langsung

Kiai Bertutur

Sosial

Add New Playlist