Aulanews.id – Ratusan warga dari sejumlah lokasi telah dievakuasi oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Padang, Sumatera Barat pada Rabu (29/9) malam.
“Ada ratusan warga yang dievakuasi karena rumahnya digenangi oleh air,” kata Kepala Pelaksana BPBD Padang Barlius di Padang, Kamis (30/9) pagi.
Ia mengatakan bahwa warga dievakuasi ke lokasi yang aman dan tidak terjangkau oleh genangan air dengan prioritas lansia, perempuan, dan anak-anak.
Tim BPBD Padang menggunakan perahu karet dalam proses evakuasi ini. Lantamal II Padang, Basarnas, PMI, dan lainnya ikut memberi bantuan.
Berdasarkan data dari bencana alam yang dihimpun oleh BPBD Padang hingga Kamis (30/9) pukul 00.09 WIB, banjir terjadi pada 17 titik.
Seperti di Perumahan Jondul Rawang Kecamatan Padang Selatan, Kelurahan Dadok Tunggul Hitam, Gantiang Parak Gadang, Tabiang Banda Gadang, dan belasan lainnnya.
Ketinggian genangan air bervariasi mulai 30 centimeter hingga 100 centimeter, sementara itu di sejumlah ruas jalan ketinggian air lebih dari 1 meter.
Selain banjir, BPBD Padang juga telah mencatat tujuh titik pohon yang tumbang di sepanjang Rabu malam. Tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut.
Sementara itu longsor juga terjadi di dua titik kawasan Lubuak Paraku sekitar pukul 16.30 WIB dan pukul 20.10 WIB, keduanya telah ditangani oleh para petugas gabungan.
Evakuasi 7 Anak yang Terjebak Banjir dan Tim SAR Padang juga berhasil mengevakuasi serta menyelamatkan tujuh anak yang terjebak karena debit air sungai yang meningkat di Tarantang, Lubuk Kilangan.
Ketujuh anak tersebut telah dievakuasi oleh petugas dengan menggunakan tali yang direntangkan untuk menyeberangi aliran sungai deras.
“Proses evakuasi berlangsung sekitar satu setengah jam karena medannya cukup ekstrem,” kata Kepala Seksi Operasi Kantor Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Padang Abdurrahman di Padang, Rabu malam.
Dengan penuh perjuangan akhirnya para petugas berhasil membawa anak tersebut satu per satu untuk menyeberangi sungai dengan lebar sekitar 15 meter.
Ketujuh anak yang sempat terjebak itu adalah Dafa, Rafi, Nada, Arya, Fajri, Tomi, dan Ifan.
Anak-anak tersebut awalnya pergi untuk mandi-mandi sambil mencari ikan, sebanyak delapan orang pada sore hari.
Namun, aliran sungai tiba-tiba meningkat akibatnya tingginya curah hujan yang mengguyur daerah setempat pada Rabu sore.
Tujuh anak tersebut pun akhirnya terjebak dan tidak dapat menyeberang pulang, sementara itu, satu orang lainnya berhasil melintas ke seberang saat debit air mulai tinggi.