Aulanews.id – PWNU Jatim memberangkatkan para delegasinya untuk menghadiri Muktamar NU ke-34 di Lampung, melalui jalur darat dan udara, Selasa (21/12/2021).
Satu penerbangan Garuda Indonesia dengan kapasitas 153 penumpang penerbangan langsung dari Surabaya ke Lampung telah disiapkan.
Pesawat itu akan mengangkut 12 kyai khos beserta 12 penderek serta 40 pengurus wilayah NU Jatim serta masing-masing 3 orang dari PCNU yang nantinya memiliki hak suara di Muktamar.
Sedangkan perjalanan darat, difasilitasi LAZISNU Jatim telah disiapkan satu bus dengan kapasitas 50 orang untuk Banom atau tiap lembaga difasilitasi 2 orang.
Perjalanan bus didampingi oleh satu unit mobil ambulance LAZISNU yang juga sebagai daya dukung kesehatan selama perjalanan dan mukim di Lampung.
KH Abdussalam Shohib atau yang akrab dipanggil Gus Salam memberikan beberapa arahan, diantaranya muktamar harus diramaikan.
Diharapkan supaya diadakan kegiatan di cabang-cabang dengan berbagai kegiatan baik offline, online atau bisa hybrid, melibatkan PCNU beserta Banom.
“Kemudian yang tidak kalah penting yaitu mohon didoakan keberangkatan rombongan PWNU Jatim supaya selalu terjamin keamanannya, kelancaran dan kesehatannya, karena kyai kyai sepuh Jatim banyak yang berangkat dan insya Allah menjadi calon AHWA,” ujarnya.
Wakil Ketua PWNU Jatim Dr. Muhammad Koderi, mengungkapkan, PWNU sudah menyiapkan tempat di Lampung berupa sebuah losmen dengan puluhan kamar yang dirasa cukup untuk jujugan delegasi dari Jawa Timur.
Sedang salah satu anggota rombongan, Radian Jadid, Pengurus LKK NU Jatim, menyatakan, keberangkatan para muhibbin dari Jawa Timur yang dikoordinir dan berangkat bersama ini merupakan salah satu bentuk kesolidan antara PWNU dan PCNU serta seluruh Banom NU se Jatim.
Menurutnya, semua yang berangkat diniatkan sebagai bentuk pengabdian dan ketaatan pada NU. Sudah menjadi kewajiban untuk ikut mendukung dan mensukseskan penyelenggaraan Muktamar NU.
Semua hadir untuk mendapatkan keberkahan dari lembaga yang didirikan oleh para Kyai, muassis dan tokoh bangsa tersebut.
“Hidup mati ikut NU, santri selalu tawadhu’ nderek Kyai,” pungkas Jadid
dilansir dari tribunnews