Aulanews.id – Ratu Yordania, Rania Al-Abdullah mengecam “standar ganda” yang diterapkan oleh para pemimpin negara barat, lantaran gagal menyerukan gencatan senjata meskipun jumlah korban tewas meningkat di Gaza saat Israel terus meluncurkan serangan dalam perang yang sedang berlangsung dengan Hamas.
“Ketika tanggal 7 Oktober terjadi, dunia segera dan dengan tegas mendukung Israel dan haknya untuk membela diri dan mengutuk serangan yang terjadi, namun apa yang kita lihat dalam beberapa minggu terakhir, kita melihat kebungkaman di dunia,” katanya, Selasa (24/10/2023).
“Negara-negara tidak lagi menyatakan keprihatinan atau mengakui adanya korban jiwa, namun selalu dengan kata pengantar deklarasi dukungan untuk Israel.”
Ratu mengatakan bahwa masyarakat di Timur Tengah dan Yordania terkejut dengan reaksi dunia terhadap meningkatnya jumlah korban jiwa di Jalur Gaza.
Pengeboman Israel telah menewaskan lebih dari 5.791 warga Palestina, termasuk 2.360 anak-anak, sejak serangan mematikan Hamas pada 7 Oktober terhadap Israel, yang merenggut nyawa 1.400 warga Israel dan warga negara asing.
“Apakah kita diajari bahwa membunuh sebuah keluarga dengan todongan senjata adalah tindakan yang salah, namun tidak apa-apa jika menembaki mereka sampai mati? Ada standar ganda yang mencolok di sini,” ujar Ratu Rania.
Dia menambahkan bahwa sikap diam yang “memekakkan telinga” di dunia Barat membuat mereka terlibat dalam krisis kemanusiaan yang terjadi di Gaza, karena mereka terus menutupi dan mendukung hak Israel untuk mempertahankan diri.
“Banyak orang di dunia Arab memandang Barat tidak hanya menoleransi hal tersebut, namun juga membantu dan mendukung hal tersebut,” katanya.
Selain itu, Ratu Rania juga mengecam larangan unjuk rasa pro-Palestina di banyak negara Eropa, dan menambahkan bahwa kebebasan berpendapat di negara-negara demokrasi Barat tidak mencakup Palestina.
“Ketika orang-orang berkumpul untuk mendukung Israel, mereka menggunakan hak mereka untuk berkumpul, namun ketika mereka berkumpul untuk Palestina, mereka dianggap sebagai simpatisan teroris atau antisemit.”
Ratu Yordania mengatakan bahwa negaranya mengutuk pembunuhan warga sipil mana pun, baik warga Palestina atau Israel, dan menambahkan bahwa agama Islam juga melarang pembunuhan terhadap wanita, anak-anak, dan orang tua.
Menurut Ratu, setiap negara, termasuk Israel, mempunyai hak untuk membela diri, tetapi tidak melalui kejahatan perang dan hukuman kolektif.
Israel menyatakan pengepungan penuh terhadap Gaza setelah serangan Hamas pada 7 Oktober dan sejak itu melancarkan serangan udara tanpa henti di Jalur Gaza yang padat penduduknya dan memberlakukan blokade terhadap pasokan penting seperti makanan dan air untuk seluruh penduduk sipil.