“Perlu juga adanya jaringan potensi usaha mikro dan kecil di bidang pariwisata, pertanian, peternakan, kerajian, sumber daya energi, atau seni budaya sebagai kearifan lokal yang keberadaannya di tataran tingkat wakil cabang sampai dengan anak ranting guna menguatkan pemberdayaan ekonomi masyarakat kecil sebagai wujud ‘Bottom Up’,” imbuhnya.
“Sinergitas PC LPNU dengan MWCNU dalam digitalisasi pemasaran sangat dibutuhkan untuk pemasaran produk dan dibukanya pasar perekonomian NU. Sehingga impactnya (dampaknya) untuk meningkatkan daya jual di pangsa pasar, membuka lapangan kerja baru sehingga mampu menyerap tenaga kerja yang ada, memunculkan pengusaha-pengusaha baru yang kompetitif. Dan akhirnya, pemanfaatan sumber daya yang ada secara optimal, baik sumber daya alam maupun manusia,” papar Ketua BAPENU Situbondo Andri Wibisono, S.H., M.Si.
“Sinkronisasi program dan kegiatan PC LPNU dengan MWCNU untuk membangun sistem pengukuran kinerja yang memiliki peran vital dalam memperjelas tujuan perkumpulan NU dan memberikan kerangka yang terukur untuk mencapainya. Selain itu, kejelasan dalam tujuan membuka pintu bagi akuntabilitas dan transparansi. Ketika perkumpulan itu memiliki tujuan yang terukur, mereka dapat secara terbuka mengevaluasi apakah mereka berhasil atau tidak dalam mencapainya. Dengan kata lain, sistem pengukuran kinerja menciptakan panggung bagi perkumpulan yang dapat bertanggung jawab atas setiap langkahnya. Hal ini memunculkan transparansi dalam setiap tindakan yang diambil,” ucap Sekretaris BAPENU Situbondo Heri Junaidi, S.Sos.
(Berita kiriman pembaca aulanews: Heri Junaidi)