Aulanews.id – Pengurus Cabang Lembaga Perekonomian Nahdlatul Ulama (PC LPNU) Situbondo mengadakan Rapat Kerja II PC LPNU Situbondo di Aula Lantai II Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Situbondo yang dibuka secara resmi oleh Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Situbondo Dr. KH. A. Muhyiddin Khotib, M.H.I. pada Jum’at siang (9/8/2024).
Raker II ini dihadiri oleh Pembina PC LPNU Situbondo KH Zakariyah Al Anshori, S.Ag., M.Si. beserta unit-unit usahanya seperti Koperasi 234, Grosir Point (GroPin) Situbondo, NU Resto, Situbondo Konveksi Nahdliyyin (SKN), dan NU Jakaba. Dan hadir pula Badan Perencanaan Nahdlatul Ulama (BAPENU) Situbondo.
Ketua PC LPNU Situbondo Muhammad Jahrowi dalam sambutannya di hadapan para pengurus harian LPNU berharap sebagai organisasi perekonomian NU pada masa Abad II NU ‘Merawat Jagat Membangun Peradaban’ mampu menyempurnakan beberapa program yang telah dilaksanakan pada masa sebelumnya dengan mengacu pada hasil Rapat Kerja (Raker) III dan Musyawarah Kerja Cabang (Muskercab) II PCNU Situbondo.
“Tantangan tentu ada. Akan tetapi, kita perlu inovasi-inovasi baru untuk menjawabnya dengan pemanfaatan IT (teknologi informasi) dalam pengembangan ekonomi nahdliyin termasuk pengembangan unit-unit usaha yang dapat ditumbuhkembangkan baik di tingkat cabang maupun sampai ke anak ranting. Oleh karena itu, kita akan membentuk LPNU di tingkat wakil cabang sebagai tindak lanjut hasil Muskercab II PCNU Situbondo dan sinkronisasi program dan kegiatan yang akan diampuh oleh Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Se Situbondo,” jelasnya.
Ketua PCNU Situbondo, Dr. KH. A. Muhyiddin Khotib, M.H.I. menekankan pentingnya membangun jaringan komunikasi dengan LPNU tingkat wilayah (PWNU Jatim) maupun pusat (PBNU) untuk menyinkronkan program dan kegiatan yang dapat diampuh dan disinergikan guna pengembangan ekonomi keumatan yang maslahah sebagai wujud ‘Top Down’.
“Perlu juga adanya jaringan potensi usaha mikro dan kecil di bidang pariwisata, pertanian, peternakan, kerajian, sumber daya energi, atau seni budaya sebagai kearifan lokal yang keberadaannya di tataran tingkat wakil cabang sampai dengan anak ranting guna menguatkan pemberdayaan ekonomi masyarakat kecil sebagai wujud ‘Bottom Up’,” imbuhnya.
“Sinergitas PC LPNU dengan MWCNU dalam digitalisasi pemasaran sangat dibutuhkan untuk pemasaran produk dan dibukanya pasar perekonomian NU. Sehingga impactnya (dampaknya) untuk meningkatkan daya jual di pangsa pasar, membuka lapangan kerja baru sehingga mampu menyerap tenaga kerja yang ada, memunculkan pengusaha-pengusaha baru yang kompetitif. Dan akhirnya, pemanfaatan sumber daya yang ada secara optimal, baik sumber daya alam maupun manusia,” papar Ketua BAPENU Situbondo Andri Wibisono, S.H., M.Si.