Baik Thaksin maupun Partai Pheu Thai membantah spekulasi tersebut.
Keberhasilan Srettha Thavisin menjadi PM Thailand, menjadi babak baru kembalinya Partai Pheu Thai ke kekuasaan. Partai ini pernah memenangkan lima pemilu Thailand, dan telah lama memiliki pengaruh pada politik dan ekonomi.
Srettha Thavisin dicalonkan Pheu Thai sebagai calon perdana menteri, bersama Paetongtarn Shinawatra, putri bungsu Thaksin, menjelang pemilu 14 Mei di mana partai tersebut menempati posisi kedua hasil pemilihan.
Upaya untuk membentuk koalisi dengan pemenang pemilu, Partai Move Forward, gagal setelah mendapat perlawanan sengit dari anggota majelis rendah konservatif dan senator di bawah pengaruh militer.
Srettha Thavisin bukan anggota parlemen. Konstitusi Thailand mengizinkan pemilihan perdana menteri “luar” yang bukan anggota parlemen, jika tidak ada koalisi yang dapat menyepakati siapa yang harus mengambil peran tersebut.