Qatar Suskes Helat Piala Dunia 2022 yang Penuh Makna

”Saya rasa, ini karena masyarakat di sini lebih konservatif. Selain itu, pembatasan alkohol juga berpengaruh. Tidak ada lagi godaan, siulan, yang berujung pada pelecehan seksual. Di sini sangat berbeda, tapi jauh lebih nyaman. Tidak hanya untuk wanita, tapi juga untuk keluarga. Atmosfer yang jauh berbeda dibanding di Inggris,” tutur Molloson seperti dilansir Republika.

Kondisi ini juga rasanya tidak terlepas dari budaya masyarakat Arab, termasuk Qatar, yang berkelindan dengan nilai serta ajaran Islam dalam hal adab memuliakan tamu. Keramahtamahan penduduk lokal dapat menjadi cerita tersendiri buat para suporter yang hadir di Qatar.

Dari segi fasilitas dan sarana pertandingan, pujian datang dari salah satu anggota Komite Teknik FIFA, Sunday Oliseh. Tidak hanya soal kemegahan delapan stadion yang lengkap dengan pendingin udara, Oliseh memuji berbagai fasilitas pendukung dan kesiapan panitia penyelenggara dalam mengantisipasi berbagai kemungkinan penurunan kualitas lapangan.

Baca Juga:  Galeri: Latihan jelang tes Toffees

Dengan jarak beberapa meter dari lapangan utama, pihak penyelenggara telah menyediakan rumput cadangan yang bisa digunakan apabila kondisi rumput di lapangan utama sudah mulai menurun. Dengan begitu, kondisi lapangan akan terus berada dalam kondisi prima setiap menggelar pertandingan.

Hal ini tidak pernah terjadi di penyelenggaraan Piala Dunia sebelumnya. ”Bahkan, di sepanjang karier saya sebagai pesepakbola. Saya tidak pernah melihat hal seperti ini. Qatar sepertinya melewati semua tolak ukur dalam menilai kesuksesan sebagai tuan rumah Piala Dunia,” kata mantan penggawa Timnas Nigeria tersebut seperti dilansir This Day Live. (Vin)

Berita Terkait

Tertinggal Tiga Gol di Babak Pertama

Kekuatan PSS Sudah Berubah, Persebaya Bertekad Raih Kemenangan di Solo

Terkini

Siaran Langsung

Sosial

Scroll to Top