Aulanews.id – Surabaya, Ketua Tanfidziyah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur KH Abdul Hakim Mahfudz (Gus Kikin) mendukung digitalisasi program 18 lembaga di lingkungan NU melalui Studio Lembaga Ta’lif wan Nasyr (LTN) dengan program bertema “Selasa Vaganza”.
“Digitalisasi itu kita perlukan, karena mau tidak mau, kita hidup di era yang semuanya harus digital, kita jangan sampai ketinggalan di era digital,” katanya saat meresmikan pameran naskah kuno digital dan digitalisasi program Lembaga NU di Studio LTN, Surabaya, Selasa.
Dalam acara yang didahului dengan pembahasan renstra 18 Lembaga NU Jatim bersama jajaran Syuriah-Tanfidziah PWNU Jatim itu, Gus Kikin mengapresiasi adanya kolaborasi 18 lembaga PWNU Jatim dalam membersamai masyarakat.
“Itu harus, 18 lembaga yang ada harus membangun kolaborasi untuk bersama-sama membersamai masyarakat, karena tugas NU adalah menjaga harmoni di masyarakat agar budaya dan tradisi tidak rusak. Karenanya, struktur NU dari atas ke bawah harus berkolaborasi untuk masyarakat,” katanya.
Hal yang sama juga diungkapkan oleh dua Wakil Ketua PWNU Jatim Gus KH MB Firjaun Barlaman dan Prof Dr Kacung Marijan. “Program ‘Selasa Vaganza’ itu support yang penting dari LTN untuk NU dan lembaga/badan otonom, agar semua program NU diketahui publik,” kata Gus Firjon.
Sementara itu, Ketua LTN NU Jatim H Helmy M Noor menjelaskan program “Selasa Vaganza” di Studio LTN NU itu memang merupakan ikhtiar agar NU semakin akrab dengan dunia digital, sekaligus masyarakat semakin nyaman kepada NU, ternyata program NU itu bukan hanya agama/dakwah.
“Tapi ada juga soal hukum, soal keluarga sakinah, soal perekonomian dan pengembangan pertanian, dan sebagainya. Kami dari LTN yang mengubah kemasan dakwah NU menjadi digital dan masyarakat punya literasi bahwa layanan NU itu macam-macam,” katanya.
Sementara itu, pameran naskah kuno digital di depan Studio LTN menampilkan naskah-naskah monumental karya besar para ulama Nusantara, diantaranya Syaikhona Kholil Bangkalan, Hadratussyaikh KHM Hasyim Asy’ari, Syaikh Ihsan Jampes-Kediri, Syaikh Muhammad Usman Al-Ishaqi, dan kitab digital lainnya.
“Ini tonggak penting untuk melestarikan dan memperkenalkan karya ulama Jawa Timur kepada generasi muda melalui platform digital, sehingga karya ulama NU dan program atau kegiatan NU pun tidak hanya dikonsumsi internal, tapi publik pun tertarik,” kata Wakil Rais Syuriah PWNU Jatim KH Abdul Matin Jawahir. (*)