“Semakin banyak minat masyarakat terhadap properti jelas menjadi angin segar untuk kita. Ini juga menandakan jika perlahan perekonomian mulai membaik dan berharap kondisi positif ini bisa terus meningkat,” tutur LaNyalla.
“Minat yang tinggi terhadap properti dipicu juga ketersediaan fasilitas infrastruktur, seperti jalan tol, Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), Pelabuhan Teluk Lamong, dan lain sebagainya,” katanya.
Meski jumlah properti secara nasional sangat baik, tren suplai pasokan dan permintaan masih belum seimbang. Permintaan tercatat hanya pada angka 7,7 persen. Sementara pasokan 16,2 persen. Tren suplai properti terbesar masih terkonsentrasi di tiga lokasi utama, yaitu DKI Jakarta (38,6 persen), Jawa Barat (23,1 persen), dan Jawa Timur (16,2 persen).
Pertumbuhan positif ini harus semakin menambah gairah masyarakat, khususnya dalam minat kepemilikan aset properti,” pungkas LaNyalla. (TYO)