Aulanews.id – Bisnis properti di Jawa Timur (Jatim) mulai menggeliat di tengah pandemi Covid-19. Pertumbuhan minat pembelian properti di Jatim meningkat hingga mencapai 8 persen.
Angka ini lebih tinggi dari DKI Jakarta serta daerah-daerah pendukungnya, seperti Depok, Bogor, Bekasi, dan Tangerang. Menariknya, pertumbuhan properti di Jatim ini tidak hanya terpusat di satu daerah seperti Surabaya. Melainkan meliputi Sidoarjo, Malang, Gresik, dan sekitarnya.
Sementara itu, Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti optimistis, geliat bisnis properti ini mengindikasikan akan segera membaiknya perekonomian di Indonesia, khususnya Jatim.
Membaiknya bisnis properti di Jatim ini yang ditandai dengan hadirnya sejumlah proyek bari dari pengembang. Salah satunya dari PT Surya Kalixtus Sanggraloka. Pengembang tersebut saat ini menggarap hunian modern dengan nama Grand Wisata Prigen di Kecamatan Prigen Kabupaten Pasuruan.
“Proyek ini berdiri di atas lahan seluas 2 hektar. Konsepnya rumah bernuansa villa di kawasan Gunung Arjuna. Tentunya view yang disajikan adalah hamparan pepohonan dengan udara dingin yang bersih,” kata CEO PT Surya Kalixtus Sanggraloka, Imam Machmud ST.
Sebelumnya, PT Surya Kalixtus Sanggraloka telah mengembangkan 7 proyek hunian dengan konsep wisata alam. Di antaranya Grand Wisata Pandam Arum (Pacet- Mojokerto), Grand Surya Trowulan (Mojokerto), Grand Surya Ketintang (Surabaya), Grand Surya Sepanjang (Sidoarjo), Grand Surya Lebaksono (Mojosari), dan Grand Surya Kertosari (Pasuruan).
“Situasi pandemi ini menantang kami untuk berinovasi dalam mengembahkan bisnis properti. Terutama dengan konsep hunian berlatar belakang alam,” kata Imam.
“Semakin banyak minat masyarakat terhadap properti jelas menjadi angin segar untuk kita. Ini juga menandakan jika perlahan perekonomian mulai membaik dan berharap kondisi positif ini bisa terus meningkat,” tutur LaNyalla.
“Minat yang tinggi terhadap properti dipicu juga ketersediaan fasilitas infrastruktur, seperti jalan tol, Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), Pelabuhan Teluk Lamong, dan lain sebagainya,” katanya.
Meski jumlah properti secara nasional sangat baik, tren suplai pasokan dan permintaan masih belum seimbang. Permintaan tercatat hanya pada angka 7,7 persen. Sementara pasokan 16,2 persen. Tren suplai properti terbesar masih terkonsentrasi di tiga lokasi utama, yaitu DKI Jakarta (38,6 persen), Jawa Barat (23,1 persen), dan Jawa Timur (16,2 persen).