Aulanews.id – Saat ini kondisi musim hujan yang intensitasnya tinggi membuat petugas khawatir adanya longsor susulan. Sebab, bagian mahkota atau lokasi titik awal longsor merupakan sumber air.
Sebanyak sekitar 31 warga di Dukuh Tugu Nongko, Desa Tugurejo, di Kecamatan Slahung sejak hari Jumat (19/11) terisolir sampai kini. Pasalnya, akses jalan mereka masih tertutup oleh material longsor.
Salah satu warga, Wasidi (48) yang mengaku tidak berani tinggal kembali di rumahnya. Karena, jarak rumahnya dengan titik longsor hanya berjarak sekitar 5 meter.
Puluhan warga tersebut mengungsi di tiga titik. Di bagian timur dari longsor ada 1 titik dan bagian barat ada 2 titik. Kebutuhan logistik mereka saat ini pun juga dipenuhi oleh BPBD dan Dinsos Ponorogo serta warga setempat.
“Saya harus pindah dengan anak dan istri, mencari lokasi yang aman dari longsor. Saya masih takut, suara glegar Jumat malam itu pun masih terngiang,” ucap Wasidi, pada Senin (22/11/2021).
Kades Tugurejo, Siswanto juga menambahkan saat ini yang paling merasakan dampak adalah akses jalan. Terutama anak sekolah dan warga yang kini harus memutar sejauh 5 kilometer supaya bisa sampai ke tujuan.
“Anak-anak sekolah itu harus memutar dan warga sini mayoritas petani, yang sawahnya di bagian sana harus memutar juga,” jelas Siswanto.
Menurutnya, meski terkendala dengan akses jalan. Mereka saat ini masih menunggu cuaca dan kondisi di titik longsor. Sebab, jika memaksakan membersihkan dengan alat berat pun dikhawatirkan terjadi longsor susulan.
“Mungkin sebulan ke depan kita melihat seperti apa dan tetap menampung warga agar mereka tetap aman,” terang Siswanto.
Sementara itu, Kepala Pelaksana BPBD Ponorogo Imam Basori menambahkan pihaknya masih ingin melakukan pengkajian bersama dengan pihak berwenang untuk menentukan kondisi aman bagi warganya.
“Karena disini kontur tanahnya labil dan banyak sumber air sehingga perlu pengkajian khusus,” tutur Basori.