“Mereka menangkap kami dengan cara yang kejam dan tidak membiarkan kami mengambil barang-barang kami,” tambahnya.
“Saya sangat senang dengan kesepakatan ini. Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada masyarakat Gaza atas perlawanan mereka,” ujarnya.
13 tawanan Israel, termasuk warga negara ganda, telah dibebaskan berdasarkan kesepakatan Israel-Hamas.
Setidaknya 10 warga negara Thailand dan 1 warga Filipina dibebaskan berdasarkan kerangka yang berbeda, menurut Kementerian Luar Negeri Qatar, yang memediasi kesepakatan terpisah tersebut.
Palang Merah telah mengkonfirmasi pembebasan 24 tawanan sipil di Gaza.
Berdasarkan kesepakatan Israel-Hamas, total 150 tahanan Palestina yang ditahan di penjara-penjara Israel dan 50 tawanan sipil yang ditahan oleh Hamas akan dibebaskan selama periode 4 hari yang akan menyebabkan jeda dalam pertempuran di Gaza.
Charles Stratford dari Al Jazeera, melaporkan dari luar penjara Ofer, mengatakan pasukan Israel menembakkan gas air mata ke arah kerumunan yang berkumpul.
Di antara mereka yang berkumpul di penjara, seorang wanita yang berbicara dengan Al Jazeera mengatakan bahwa dia datang jauh-jauh dari Tulkarem, sebuah kota dekat perbatasan dengan Israel di Barat.
Dalam perjalanan, lanjut Stratford, dia dihentikan di sebuah pos pemeriksaan militer Israel dan diinterogasi secara ketat di sana. Ia menyoroti kesulitan yang dihadapi warga Palestina dalam hal kebebasan bergerak di wilayah pendudukan.
“Ayah lain dari seorang anak laki-laki berusia 17 tahun, mengatakan dia tidak akan merayakan pembebasan tersebut karena ribuan orang, dalam kata-katanya, telah ‘menjadi martir’ dalam persiapan untuk kesepakatan ini,” kata Stratford.