Menurut informasi terkini dari kantor koordinasi bantuan PBB, OCHA, kendala akses, ketidakamanan, dan permusuhan yang terus berlanjut terus “menghambat secara signifikan” penyaluran bantuan dan layanan kemanusiaan penting di seluruh Gaza.
“Ini termasuk bantuan pangan dan nutrisi penting, perawatan medis, dukungan tempat tinggal, dan layanan air, sanitasi, dan kebersihan untuk ratusan ribu orang yang membutuhkan,” kata OCHA pada hari Jumat, mencatat bahwa Pihak berwenang Israel hanya memfasilitasi kurang dari setengah dari 100 misi bantuan kemanusiaan yang direncanakan, yang dikoordinasikan untuk mencapai Gaza utara bulan ini.“Sisanya dihalangi, ditolak aksesnya, atau dibatalkan karena alasan logistik, operasional, atau keamanan.”
Kantor bantuan PBB juga mencatat bahwa operasi militer di wilayah al-Mawasi sebelah barat Khan Younis mengakibatkan “puluhan korban” berdatangan ke rumah sakit lapangan di dekatnya dan menyebabkan sedikitnya 5.000 orang mengungsi, menurut mitra di lapangan.
Adegan kehancuranDi tengah operasi militer Israel yang sedang berlangsung di Rafah yang dimulai bulan lalu, Gaza selatan “sekarang menyerupai pemandangan apokaliptik di utara dan Kota Gaza”, kata petugas UNRWA.
Sebagai badan bantuan PBB terbesar di Gaza, UNRWA terus menyediakan “sebanyak mungkin layanan dan perlengkapan kemanusiaan – mengirimkan makanan, layanan kesehatan, dan bahkan kegiatan belajar untuk anak-anak; tetapi hampir mustahil bagi PBB untuk memberikan tanggapan apa pun karena pengepungan yang dilakukan Israel,” jelas Ibu Wateridge; “kekurangan bahan bakar; kurangnya perlengkapan bantuan; kurangnya keamanan; dan kesulitan total bagi staf kami, yang juga berjuang untuk bertahan hidup selama perang ini.”
