Aulanews.id – Anak Sungai Avour di Desa Tempuran, Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto, meluap hingga merendam puluhan hektare sawah warga.
Tak hanya merendam persawahan, luapan sungai juga menggenangi rumah warga, balai desa dan sarana pendidikan SD dan TK di Desa Tempuran, yang menjadi langganan banjir tahunan tersebut.
Kasi Pemdes Tempuran, Hidayat (40) mengatakan, dampak luapan air sungai membanjiri areal persawahan dengan ketinggian sekitar 40 centimeter hingga 60 centimeter.
“Persawahan yang terdampak luapan sungai sekitar 25-30 hektare, ada tanaman padi usia antara 1,5-2 bulan,” jelasnya, Sabtu (22/1/2022).
Menurut dia, luapan anak Sungai Avour menggenangi rumah warga, yakni dua rumah warga Tempuran di RT 3, dua di RT 1, serta dua rumah di RT 1, dan RT 3.
Baca juga: Jadi Langganan Banjir Setiap Tahun, Warga Desa Klumutan Madiun Tak Tenang Saat Hujan Deras Turun
“Ketinggian air masuk rumah warga semata kaki, yang paling parah di persawahan sepinggang orang
lebih dari 40 centimeter,” ungkapnya.
Hidayat menyebut, Sungai Avour meluber usai hujan deras hingga membanjiri persawahan sekitar pukul 02.00 WIB dini hari dan masuk ke rumah warga pukul 04.00 WIB.
“Kalau sekarang kondisinya sudah mulai surut di rumah permukiman warga, yang di persawahan belum,” terangnya.
Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Mojokerto, Djoko Supangkat menjelaskan, berdasarkan pantauan di lapangan, terdapat sumbatan sampah dan tanaman eceng gondok di jembatan aliran anak Sungai Avour menghubungkan areal persawahan yang letaknya persis di sebelah selatan Punden Desa Tempuran.
“Jembatannya lebih rendah sehingga sampah dan eceng gondok semuanya tersangkut, itu juga yang mempengaruhi aliran Sungai Avour,” beber Djoko Supangkat.
Nantinya, BPBD akan berkoordinasi dengan Dinas PUPR untuk mendatangkan alat berat dan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) angkutan truk untuk membersihkan sampah sungai.
“Kita akan lakukan pembersihan sungai, karena itu juga mempengaruhi aliran sungai menjadi tersumbat,” ucap Djoko Supangkat.
Dia mengatakan, sesuai rekomendasi dari Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Brantas nantinya akan ada pompa banjir, terutama untuk mengurangi air yang merendam areal persawahan di Desa Tempuran.
“Kondisinya air di areal persawahan tidak bisa keluar dan rencananya dalam tahun ini akan ada pompa banjir, jadi itu sudah menjadi rekomendasi dari BBWS Brantas,” pungkasnya.
Sumber : Tribun Jatim